Bacaini.id, KEDIRI – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana bersama istri Eriani Annisa Hanindhito membeli empat ekor sapi jumbo untuk dikurbankan di Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah.
Didampingi pemilik peternakan, baik Mas Dhito maupun Mbak Cicha nampak memilih sapi-sapi jumbo yang ada di IBS Farm Plosoklaten itu, Minggu (2/6/2024) sore.
Pemilik IBS Farm Muhammad Rofiq menyebut, keseluruhan ada empat ekor sapi yang dibeli orang nomor satu di Kabupaten Kediri itu, masing-masing dengan berat 8,5 kuintal, 9 kuintal, 1 ton dan 1,3 ton.
“Kebetulan yang diambil semuanya berjenis limosin,” katanya Rafiq yang juga merupakan owner dari Irfai Group.
Rofiq mengaku tidak menduga peternakan yang pada awalnya didirikan untuk membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar itu mendapat apresiasi dari bupati.
Selain karena kondisi kandang yang dinilai bersih, peternakan itu juga mampu memberikan lapangan pekerjaan bagi warga lokal.
“Harapan kami peternakannya bisa lebih besar dan mampu menyerap banyak tenaga kerja lagi,” ucapnya.
Disisi lain, menghadapi Hari Raya Idul Adha yang tinggal dua pekan, Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) memastikan ketersediaan hewan korban termasuk kondisi kesehatannya.
Hal itu disampaikan Plt Kepala DKPP Kabupaten Kediri Titik Purwaningsih usai ikut mendampingi bupati saat berkunjung ke IBS Farm.
Disebutkan, dari 234.000 sapi potong yang ada di Kabupaten Kediri, sapi jantan siap potong sebanyak 12.094 ekor. Mengacu pada saat kurban tahun 2023 kebutuhan sapi yang dipotong di Kabupaten Kediri sebanyak 3.477 ekor.
Begitu pula untuk ternak kambing maupun domba, jumlah populasi yang siap untuk kurban masih aman. Bahkan, banyak diantara peternak yang mengirim ke luar daerah.
Diungkapkan Tutik, untuk pengecekan kondisi hewan kurban akan terus dilakukan sampai hari H mendatang. Mengingat saat ini masih ada kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.
“Untuk ketersediaan (hewan kurban) aman, kondisi hewan juga bagus di beberapa titik,” ungkapnya.
Adapun untuk lokasi yang masih ditemukan kasus PMK di Desa Tiron, Kecamatan Banyakan menurut Tutik dilokalisir untuk menghindari penyebaran.
“Kita juga memantau pasar hewan, karena lalu lintas ternak juga sangat berpengaruh, ” urainya.
Lalu lintas ternak antar Kota/Kabupaten pun saat ini harus mengantongi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) yang pengurusan nya pada 2024 ini bisa dilakukan secara online.
Selain itu, pada bagian telinga hewan juga harus terdapat tanda yang menunjukkan hewan ternak telah divaksin.
“Untuk petugas kesehatan yang kita terjunkan sebanyak 79 dokter hewan dan 12 petugas paramedik,” benarnya.
Sementara itu, untuk penyembelihan hewan kurban, DKPP Kabupaten Kediri membuka layanan penyembelihan di Rumah Potong Hewan (RPH) Wates dan Pare.