Bacaini.id, MALANG – Sebanyak 8 orang suporter Aremania yang dipidanakan oleh klubnya, yakni Arema FC lantaran merusak kantor klub, divonis 9 bulan penjara.
Peristiwa perusakan yang kemudian diproses hukum itu terjadi pada 29 Januari 2023. Vonis atau putusan itu disampaikan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Malang, Rabu (11/10/2023) ini.
Delapan terdakwa itu adalah Adam Rizky (24), Muhammad Fauzi (24), Nauval Maulana (21), Aryon Cahya (29), Muhammad Fery (37) Andika Bagus Setiawan (29), Kholid Aulia (22), dan Fanda Harianto alias Ambon (34).
Dalam persidangan yang diketuai Hakim Arief Karyadi, pengadilan menjatuhkan vonis kepada 8 terdakwa dengan hukuman 9 bulan penjara.
Masa tahanan itu akan berakhir 15 hari mendatang karena mereka sudah menjalani kurungan sejak 8 bulan yang lalu.
Dari 8 orang terdakwa, Ambon Fanda didakwa telah melanggar pasal 160 KUHP tentang penghasutan. Lalu, Fery Dampit dan keenam terdakwa lainnya didakwa pasal 170 ayat 1 KUHP tentang pengerusakan.
“Memutus bersalah karena telah terbukti secara sah kepada delapan terdakwa dijatuhkan pidana penjara 9 bulan, dikurangi masa penahanan,” ujar Majelis Hakim Arief Karyadi.
Menanggapi putusan tersebut, Kuasa hukum Ambon Fanda, Adi Dharmawan mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan kembali putusan tersebut. Begitu juga kuasa hukum dari terdakwa lainnya.
Pasalnya, menurut Adi, vonis yang dijatuhkan pada 8 terdakwa tidak adil mengingat minimnya bukti konkrit yang menyudutkan Ambon Fanda sebagai penghasut.
“Selama persidangan, saksi-saksi yang dihadirkan begitu juga alat bukti video itu tidak relevan. Artinya video potongan itu tidak kuat dijadikan alat bukti untuk penghasutan seperti didakwakan,” jelas dia.
Pihaknya prihatin atas proses hukum yang berjalan tersebut. Seharusnya putusan yang didakwakan adalah onslag atau putusan lepas.
“Seharusnya onslag, yaitu melakukan penghasutan tetapi tidak naik pidana. Bebas lepas dari dakwaan, karena bukti semua saksi yang diajukan JPU sama sekali tidak ada ikatan,” ungkap Rony.
Perwakilan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Muhammad Heriyanto mengatakan hal yang memberatkan para terdakwa, yakni merugikan manajemen Arema FC.
“Tapi karena terdakwa bersikap kooperatif, jadi dari hakim juga menjatuhkan hal yang meringankan,” ungkapnya.
Sementara di sisi lain, putusan Pengadilan Negeri Malang itu disambut gembira oleh massa aksi suporter yang selalu mengawal jalannya persidangan sejak awal.
Dalam aksinya mereka menuntut keadilan kepada para terdakwa yang dinilai berperan dalam penegakan hukum korban Tragedi Kanjuruhan.
Penulis: A.Ulul
Editor: Solichan Arif