• Login
  • Register
Bacaini.id
Tuesday, August 26, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Mengerikan, Ratusan Pejuang Kemerdekaan Ditembak Mati di Tulungagung

ditulis oleh Editor
07/10/2023
Durasi baca: 2 menit
562 5
0
Mengerikan, Ratusan Pejuang Kemerdekaan Ditembak Mati di Tulungagung

Mengerikan, ratusan pejuang kemerdekaan ditembak mati di Tulungagung. (Foto ilustrasi/ist)

Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Ratusan pejuang kemerdekaan RI dibunuh di wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Mereka tertangkap tentara kolonial Belanda, namun kukuh menolak menyerah.

Peristiwa berdarah itu berlangsung pada periode perang kemerdekaan 1945-1949. Dalam agresinya, Kolonial Belanda yang mencoba kembali menjajah Indonesia berhasil menguasai wilayah Tulungagung.

Dilansir dari buku Tionghoa Dalam Sejarah Kemiliteran Sejak Nusantara sampai Indonesia (2014), Oei Hok San, yakni seorang veteran pejuang kemerdekaan 1945 masih menyimpan memori mengerikan itu.

Oei masih ingat, sebanyak 350 orang pejuang kemerdekaan telah ditembak mati di Tulungagung. “Sebanyak 300 pejuang suku Jawa dan 50 pejuang suku Tionghoa ditembak mati ketika itu,” tuturnya.

Oei Hok San merupakan bekas Tentara Pelajar (TP) yang bermarkas di Kediri Jawa Timur.

Pada masa kemerdekaan, Tentara Pelajar merupakan detasemen paling disegani di tubuh ketentaraan. Kesatuan Tentara Pelajar terkenal memiliki disiplin tinggi, yang itu membuat Laskar-laskar lain merasa segan.

Sejak dikukuhkan 17 Juli 1946 di Yogyakarta, detasemen Tentara Pelajar yang berciri khas berbaju putih langsung terlibat dalam pertempuran mengusir penjajah.    

Begitupun dengan Oei Hok San. Pada periode 1945-1949 ia terlibat aktif dalam berbagai peperangan n mengusir kolonial Belanda. Oei menghabiskan masa tuanya di sebuah rumah sewaan di Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung.

Yang masih tersimpan rapi di ingatannya, pembantaian itu terjadi pada saat kolonial Belanda berhasil menduduki wilayah Kabupaten Tulungagung. Belanda sontak membersihkan segala unsur republiken.

Pembantaian ratusan pejuang kemerdekaan yang tertangkap itu berlangsung di tiga tempat berbeda, yakni di dalam dua toko dan sebuah gudang.

Para pemuda Jawa dan Tionghoa pejuang itu dikumpulkan di Gudang OTB, Toko Perca, dan Gudang Kobong. Mereka semua gugur diberondong peluru tentara Belanda.

Sayangnya, hingga kini tidak ada satupun penanda dari pemerintah yang mengenang perjuangan mereka.  “Tidak sebuah monument pun didirikan bagi mereka”.

Oei Hok San kenyang akan berbagai pertempuran. Ia pernah terlibat aktif dalam penumpasan RMS (Republik Maluku Selatan) di Ambon.

Oei juga turut menumpas pemberontakan DI/TII di Makassar dan Jawa Barat serta bergabung operasi Mandala Trikora merebut Irian Barat.

Pada saat Indonesia mendapatkan pengakuan kedaulatan kemerdekaan, Oei Hok San bergabung dengan Batalyon 507 Sikatan hingga pensiun sebagai Veteran Pejuang Kemerdekaan 1945.

Penulis: Solichan Arif

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: kolonial Belandapejuang kemerdekaanpembantaiantentara pelajartionghoaTulungagung
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Unjuk rasa GPI di Pemkab Blitar mengultimatum Bupati

Ultimatum Untuk Bupati Blitar dan Wabup Beky dari GPI

Usai Tunjuk Plt PMI Jember, Gus Fawait Dorong Donor Darah Masuk Pesantren dan Desa

Usai Tunjuk Plt PMI Jember, Gus Fawait Dorong Donor Darah Masuk Pesantren dan Desa

Pimpin Apel Pagi, Mbak Wali Tegaskan Komitmen Pelayanan Prima dan Kolaborasi Wujudkan Kota Kediri Mapan

Pimpin Apel Pagi, Mbak Wali Tegaskan Komitmen Pelayanan Prima dan Kolaborasi Wujudkan Kota Kediri Mapan

  • Bupati Blitar merayakan puncak hari jadi yang dibayangi isu gratifikasi

    Isu Gratifikasi Membayangi Puncak Hari Jadi Blitar

    2443 shares
    Share 977 Tweet 611
  • Ultimatum Untuk Bupati Blitar dan Wabup Beky dari GPI

    696 shares
    Share 278 Tweet 174
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15513 shares
    Share 6205 Tweet 3878
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16611 shares
    Share 6644 Tweet 4153
  • Pemkab Blitar Didesak Umumkan Hasil Donasi Puncak Hari Jadi

    641 shares
    Share 256 Tweet 160

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist