Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Kesejahteraan guru ngaji di TPQ dan madrasah dini dinilai kurang layak hingga menjadi sorotan DPRD Tulungagung. Bahkan 60 persen guru ngaji belum menerima insentif dari Pemkab Tulungagung.
Wakil Ketua DPRD Tulungagung, Ahmad Baharudin mengatakan dari hasil reses yang dilakukan oleh anggota, banyak keluhan guru ngaji di Tulungagung karena banyak dari mereka yang belum menerima insentif dari Pemkab Tulungagung.
“Sebenarnya Pemkab Tulungagung sudah memberikan insentif kepada guru ngaji, meski hanya satu kali dalam satu tahun,” kata Baharudin ditemui Bacaini.id, Jumat, 18 Agustus 2023.
Baharudin menjelaskan, peran guru ngaji di TPQ atau madrasah sangatlah penting dalam memberikan pendidikan agama kepada anak-anak di Tulungagung. Namun, insentif yang diterima tidak sebanding.
“Dari reses yang kami lakukan ada sekitar 60 persen guru ngaji yang belum tercover insentif dari Pemkab Tulungagung,” tambahnya.
Sementara itu, Kabag Kesejahteraan (Kesra) Pemkab Tulungagung, Makrus Manan mengungkapkan bahwa Pemkab Tulungagung telah menggelontorkan dana hibah sebesar Rp1,3 Miliar dari APBD untuk intensif guru ngaji di Tulungagung.
“Dana hibah sebesar Rp 1,3 Miliar kami berikan setiap satu tahun sekali kepada guru ngaji melalui LP Ma’arif,” ungkap Makrus.
Dari jumlah dana hibah yang diberikan, lanjutnya, ada sekitar 5.200 guru ngaji di Tulungagung yang mendapatkan insentif masing-masing senilai Rp250.000.
“Insentif itu diberikan kepada guru ngaji disetiap desa di Tulungagung melalui LP Ma’arif yang menggandeng madrasah-madrasah,” pungkasnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira