Bacaini.id, MOJOKERTO – Belasan sawah petani di Dusun Lontar, Desa Kebondalem, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto terancam gagal panen. Area persawahan terendam banjir akibat luapan air Sungai Tambak Agung, Dusun Bolongcangak, Kamis, 2 Maret 2023 kemarin malam.
Sebelumnya, tanggul Sungai Tambak Agung jebol pada bulan lalu dan bahkan sempat merendam dua dusun. Perbaikan tanggul sepanjang 15 meter itu sudah dilakukan dengan cara manual, namun belum juga selesai karena akses menuju lokasi tanggul sangat sulit.
Dampaknya, ketika curah hujan tinggi, luapan air Sungai Tambak Agung masih mengalir deras menggenangi pemukiman warga. Lebih dari itu, aliran air ini juga berdampak pada area persawahan hingga sejumlah petani terancam gagal panen.
Sulistyono (39), salah satu petani asal Dusun Lontar, Desa Kebondalem mengaku sudah dua kali ini memperbaiki sawah padi miliknya pasca banjir akibat tanggul sungai yang jebol pada bulan lalu. Penyulaman dan pemupukan juga sudah berulang kali dia lakukan.
“Awal dulu, setelah banjir surut saya langsung menyulam dan memupuk tanaman padi, harapannya ya masih bisa panen. Tapi ternyata sekarang banjir lagi, otomatis bisa gagal panen lagi,” ungkap Sulistyono ketika ditemui Bacaini.id di sawahnya, Jumat, 3 Maret 2023.
Tidak hanya sawah miliknya, menurut Sulistyono, ada beberapa sawah milik petani lain yang juga terancam gagal panen karena mengalami kondisi yang sama pasca banjir. Para petani hanya bisa berharap agar perbaikan tanggul Sungai Tambak Agung bisa segera rampung.
“Semoga perbaikan tanggul segera selesai, biar tidak banjir lagi, karena petani bisa rugi kalau seperti ini,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dusun Balongcangak, Kusaeri mengatakan, banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Tambak Agung mulai terjadi sekitar pukul 22.00 WIB. Selain sawah, area pemukiman warga juga sempat tergenang meskipun tidak berlangsung lama.
“Dampak paling parah memang pada persawahan milik warga, terutama Dusun Balongcangak sisi utara dan Dusun Lontar sisi selatan,” kata Kusaeri menambahkan.
Seperti diketahui, curah hujan tinggi beberapa bulan terakhir mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi. Selama itu pula, sejumlah kawasan di Mojokerto beberapa kali sempat terdampak musibah banjir dan tanah longsor.
Penulis: Fio
Editor: Novira