Bacaini.id, TRENGGALEK – Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin dampingi Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menanam pohon di bekas lahan tambang di Desa Sukorejo Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek, Sabtu, 10 Desember 2022.
Desa Sukorejo, Gandusari merupakan sentra pengerajin Genteng dan Batu Bata. Dari aktifitas ini menimbulkan beberapa kerusakan karena pengambilan tanah liat, bahan baku dari komoditas bahan bangunan ini.
Dalam peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) tahun 2022 Kementrian LHK bekerjasama dengan Pemprov Jatim dan Pemkab Trenggalek melakukan penanaman pohon di lahan bekas tambang ini sebagai upaya melakukan reklamasi lahan bekas tambang tersebut.
Menyambut Kunjungan Gubernur Jatim, kepala daerah muda itu menyebut ini sebagai dukungan konkrit dari Provinsi Jatim kepada Kabupaten Trenggalek dalam menjaga kelestarian alam dengan visi misi ekonomi hijaunya.
Setidaknya, 60 % ekonomi di Kabupaten Trenggalek tergantung pada lingkungan, mulai dari perikanan dan pertanian maupun sektor yang lain. Untuk itu ungkap Bupati Trenggalek itu, cita-cita Kabupaten Trenggalek menjaga kelestarian lingkungan. “Kita meyakini barang siapa mau menjaga dan melestarikan lingkungan pasti akan panen,” ujar Bupati Arifin.
Mendukung upaya pelestarian lingkungan ini sejak tahun 2019 Pemerintah Kabupaten Trenggalek menggelar Adipura Desa. Bagi yang serius menjaga lingkungan disekitar, akan mendapatkan insentif anggaran. “Jadi konsepnya kita memberikan apresiasi kepada desa yang mau menjaga lingkungannya,” terangnya.
Trenggalek saat ini berikhtiar mempunyai visi misi memilih jalan ekonominya melalui ekonomi hijau. Berterima kasih atas kehadiran Gubernur Jawa Timur untuk memberikan penguatan kepada Kabupaten Trenggalek. “Kita ingin desa-desa bisa makmur dengan kelestarian lingkungan yang tetap terjaga,” tukasnya.
Selain Adipura Desa, Trenggalek punya program kompensasi gas karbon dengan menanam pohon. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia menghasilkan gas karbon. Dari setiap gas karbon yang dikeluarkan itu setiap warga diwajibkan menanam pohon. Semakin banyak intensitas aktivitas yang dilakukan maka semakin banyak kompensasi yang dilakukan. Diharapkan dengan upaya ini alam terjaga, kualitas hidup meningkat, masyarakat semakin sejahtera.
Mendukung upaya ini, Gubernur Jatim menyampaikan bahwa bumi semakin menangis karena Global Warming. Untuk itu kegiatan ini janganlah dianggap sebagai suatu hal kecil. “Dari apa yang kita lakukan ini membawa manfaat. Meskipun menanamnya di Trenggalek, manfaatnya bisa menyediakan oksigen di tempat lain,” terang mantan Menteri Sosial RI itu.
Pada dasarnya Gubernur Jatim sangat mendukung perinsip ekonomi hijau yang dilakukan oleh Trenggalek. Dengan menanam pohon buah misalnya, selain alamnya terjaga, dapat menyediakan oksigen, menjaga alam, menyediakan sumber air dan fungsi lainnya, bila berbuah pohon ini juga akan memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat. Dalam kesempatan itu, Khofifah juga mengajak seluruh lapisan masyarakat bisa dapat meningkatkan sumber daya dukung terhadap alam.
“Saya yakin dengan melestarikan alam akan memberikan dampak yang baik terhadap semuanya,” tandasnya.
Kegiatan di Desa Sukorejo, Gandusari sendiri merupakan bagian dari Gerakan Menanam Sejuta Pohon Dalam Rangka Memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI). Sekretaris Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK RI, Agus Rusly, S.Pi, M.Si yang turut hadir dalam kegiatan itu menyampaikan kepada masyarakat untuk menjaga keseimbangan alam. Maka dari itu dalam peringatan HMPI tahun ini Kementrian LHK melakukan penanaman pohon sebanyak-banyaknya.
“Sukorejo dipilih dalam kegiatan ini karena kami ingin mengembalikan kelestarian alam dari bekas lahan tambang itu. Sedang pohon Alpukat jenis Aligator dipilih dengan harapan nantinya pohon yang ditanam ini bisa memberikan dampak ekonomi, sehingga tidak dilakukan penebangan,” tambah Agus.