Bacaini.id, KEDIRI – Seorang bocah bernama Muhamad Brian Putra dengan berani mengajukan pertanyaan cara mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Tak tanggung-tanggung, bocah kelas 3 SD NU Darussalam itu bertanya langsung kepada Bupati Kediri.
Momen tidak biasa itu terjadi pada acara Jumat Ngopi di Balai Desa Puhsarang, Kecamatan Semen, 2 Desember 2022. Bocah berusia 10 tahun itu sejak awal terlihat antusias mengikuti acara Jumat Ngopi.
Duduk dibagian depan, Brian hanya melihat-lihat peserta lain yang usianya lebih tua darinya bertanya kepada bupati. Melihat bocah kecil itu, Bupati Kediri. Hanindhito Himawan Pramana memanggil dan memintanya untuk maju.
“Tanya bagaimana caranya dapatkan KIP?,” tanya Brian kepada Mas Dhito.
Melihat keberaniannya, bukannya langsung menjawab Mas Dhito malah bertanya balik kepada Brian mengenai pekerjaan bapak dan ibunya.
“Bapak petani, ibu penjual minuman,” aku bocah yang memiliki cita-cita menjadi polisi itu secara spontan.
Mendengar pengakuan Brian, Mas Dhito menginstruksikan Plt Kepala Dinas Pendidikan, Mokhamat Muhsin yang turut hadir supaya menguruskan KIP untuk Brian.
“Pak Muhsin tolong dicatat, Senin kita proses,” pinta Mas Dhito.
Sebagai bentuk kebanggaan terhadap keberanian Brian, Mas Dhito memberikan hadiah topi miliknya. Tak hanya itu, dia juga akan memberikan hadiah berupa sepatu dan sepeda untuk Brian.
“Nanti saya kirim sepeda,” janji Mas Dhito.
Rina, ibunda Brian yang duduk menunggu diantara peserta Jumat Ngopi lain mengaku bangga dengan keberanian anaknya. Dia menceritakan bahwa putranya itu memang ingin mendapat KIP seperti temannya di sekolah.
“Sebelumnya dipameri temannya yang dapat KIP katanya uangnya diambil di kantor pos. Di rumah tanya saya kenapa dia tidak dapat,” cerita Rina.
Semenjak itu, di rumah Brian menyampaikan keinginannya supaya bisa mendapatkan uang seperti temannya. Keinginan itulah yang membuat Brian berani bertanya langsung kepada bupati.
Dikonfirmasi terkait pengurusan KIP, Mokhamat Muhsin menerangkan ada dua jalur untuk bisa menerima KIP, yakni jalur terpadu berdasar data warga kurang mampu dan jalur pengajuan dari satuan pendidikan.
Pengajuan KIP juga harus dilampiri surat keterangan tidak mampu dan Muhsin mengaku telah menyampaikan kepada orang tua Brian supaya mengurus surat keterangan tidak mampu ke pemerintah desa terlebih dahulu.
“Nanti kalau sudah ada surat keterangan tidak mampu dari desa, baru kita ajukan ke kementerian pendidikan,” terangnya.
Lebih lanjut disampaikannya apabila dari pengajuan yang dilakukan ternyata tidak bisa mendapatkan KIP, pihaknya akan berupaya membantu dengan cara lain.
“Akan kita upayakan supaya Brian bisa mendapatkan beasiswa dari Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA),” pungkasnya.(ADV)