Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Meski banjir bercampur limbah PG Modjopanggung sudah surut, ternyata dampaknya masih dirasakan oleh warga Desa Sidorejo, Kecamatan Kauman, Tulungagung. Pasalnya, limbah dari PG Modjopanggung kini sudah mencemari sumur warga.
Kondisi ini membuat warga harus membeli air galon untuk mencukupi kebutuhan konsumsi. Mirisnya, beberapa warga masih nekat menggunakan air sumur yang tercemar limbah untuk mandi. Padahal air itu membuat tubuh mereka mengalami gatal-gatal.
Salah seorang warga terdampak, Devy Eka Rahmawati mengatakan bahwa sedikitnya ada delapan sumur milik warga yang terkontaminasi limbah. Air di sumur itu berbau tidak sedap dan permukaan airnya terdapat endapan kerak berwarna kekuningan. Kondisi ini semakin parah pada saat pabrik melakukan proses giling.
“Kami tidak berani pakai air sumur untuk kebutuhan konsumsi, terpaksa beli air galon. Kadang juga minta air PDAM punya tetangga,” kata Devy kepada Bacaini.id, Rabu, 2 November 2022.
Tentu saja penggunaan air galon hanya mampu mencukupi kebutuhan konsumsi, sedangkan untuk mandi, jika memang tidak ada alternative lain, Devy mengaku terpaksa tetap menggunakan air sumur.
“Ya memang sering mengalami gatal-gatal, tapi beberapa waktu lalu Puskesmas Kauman sudah memberikan obat untuk penyakit kulit akibat penggunaan air sumur itu,” terangnya.
Kondisi yang lebih parah dialami Anik Susanti karena air di sumur miliknya sudah berwarna cokelat keruh dan mengeluarkan bau tidak sedap akibat tercemar limbah. Bahkan, dia dan anak perempuannya menderita penyakit kulit karena tetap menggunakan air itu untuk mandi.
“Selain itu saat banjir kemarin saya dan anak saya juga batuk sampai sesak nafas karena air banjir berasap, baunya tidak enak. Rencananya mau pakai air PDAM saja,” ungkap Anik.
Menurut Anik, beberapa waktu lalu pihak Puskesmas Kauman telah mengambil sampel air sumur yang tercemar limbah PG Modjopanggung. Namun sampai saat ini belum ada kelanjutan dari sampel yang diambil.
“Belum tahu hasilnya seperti apa,” imbuhnya.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Tulungagung, AKP Agung Kurna Putra mengkonfirmasi bahwa pihaknya telah mendapat laporan terkait banjir bercampur limbah PG Modjopanggung. Saat ini status kasusnya masih dalam penyelidikan.
“Saat ini sudah ada sekitar delapan orang, termasuk Direksi PG Modjopanggung dan warga terdampak yang sudah kami panggil untuk memberikan keterangan,” terang AKP Agung.
Lebih lanjut, AKP Agung mengungkapkan bahwa pihaknya telah memeriksa kondisi IPAL di PG Modjopanggung. Selain itu juga memeriksa terkait SOP Penanggulangan Bencana. Karena limbah yang mencemari warga disebabkan banjir di Sungai Song, sehingga membuat limbah meluap ke pemukiman warga.
“Untuk memastikan apakah limbah yang keluar itu dibawah baku mutu atau tidak, memerlukan hasil penelitian dari DLH Provinsi Jatim,” pungkasnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira