• Login
  • Register
Bacaini.id
Friday, July 4, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Tradisi Wuku Wuye, Peringatan Weton Sapi di Tulungagung

ditulis oleh Editor
15/10/2022
Durasi baca: 2 menit
592 6
0
Tradisi Wuku Wuye, Peringatan Weton Sapi di Tulungagung

Sapi milik peternak. Foto: Bacaini/Setiawan

Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Tradisi wuku Wuye atau Wuyen, merupakan tradisi unik yang selalu digelar oleh para peternak sapi di Tulungagung. Dalam tradisi ini, peternak membuat ritual genduran untuk memperingati hari kelahiran sapi.

Wilayah Kecamatan Pagerwojo dan Sendang, Kabupaten Tulungagung merupakan sentral penghasil susu sapi perah kualitas unggul. Susu yang dihasilkan dari peternakan sapi perah bisa mencapai 60.000 liter per hari dengan total populasi sapi perah mencapai 25.000 ekor. 

Tentu hal ini membuat, masyarakat di Kecamatan Pagerwojo dan Sendang, menjadikan sapi sebagai peliharaan yang sangat istimewa. Bahkan masyarakat di dua kecamatan tersebut selalu merayakan ritus kelahiran sapi.

Ritus peringatan hari kelahiran sapi digelas setiap tujuh bulan sekali, atau tepatnya pada wuku Wuye, sistem penanggalan masyarakat jawa, sebagai weton untuk sapi. Sampai-sampai, masyarakat menggunakan penanda tersebut untuk menghitung pergantian tahun.

“Jadi jika pada umumnya masyarakat menjadikan patokan penanggalan masehi, yakni satu tahun adalah 12 bulan, bagi sebagaian peternak sapi di Kecamatan Pagerwojo dan Sendang, satu tahun adalah 14 bulan,” ujar Suwarno, salah satu peternak sapi perah di Tulungagung kepada Bacaini.id, Sabtu, 15 Oktober 2022.

Meski sama-sama memperingati wuku Wuye, tetapi cara yang dilakukan juga berbeda. Masyarakat atau peternak sapi di Kecamatan Pagerwojo, memperingati wuku Wuye secara sederhana dengan melakukan genduren, berdoa bersama untuk kehidupan sapi-sapi mereka.

Menurut Suwarno, dalam peringatan ini, peternak yang memiliki hajat juga mempersiapkan sesaji atau ubo rampe berupa ambeng nasi lodho dengan ayam utuh, buceng kuat, jenang abang sengkolo dan gulo gimbal grising.

“Peringatan wuku Wuye kelahiran sapi di Kecamatan Pagerwojo, masih dilestarikan oleh peternak kalangan tua. Kalau peternak muda, sudah jarang,” imbuhnya.

Sementara peternak di Kecamatan Sendang memperingati wuku Wuye dengan menggelar Grebeng Wuyen. Mereka membuat tumpeng raksasa berisikan hasil bumi dan diarak mulai dari Candi Sekar hingga petilasan Mbah Bodho yang merupakan sesepuh di lingkar Sendang.

Anggota Pokdarwis Desa Sendang, Redi mengatakan, biasanya Grebeg Wuyen di Sendang digelar pada malam hari. Masyarakat juga memeriahkannya dengan pawai obor juga pagelaran seni budaya.

“Grebeng Wuyen di Kecamatan Sendang sudah menjadi pesta rakyat bagi seluruh masyarakat Tulungagung. Masyarakat dari berbagai daerah tumpah ruah menjadi satu ketika pelaksanaan Grebeng Wuyen atau kelahiran sapi,” jelas Redi,

Meski diperingati dengan yang berbeda, peternak sapi di dua kecamtan tersebut memiliki kesamaan dalam memaknai wuku Wuye yaitu sebagai bentuk rasa syukur atas limpahan rezeki dari Tuhan, khususnya di sektor usaha peternakan sapi perah.

“Selain itu, wuku Wuye juga menjadi media pengharapan bagi peternak sapi perah serta mempererat ikatan diantara peternak sapi perah,” pungkasnya.

Penulis: Setiawan
Editor: Novira

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: peternak sapi perah tulungagungtradisi wuku wuye
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Sekolah di Jombang Hanya Dapat 2 Siswa di Penerimaan Siswa Baru

Sekolah di Jombang Hanya Dapat 2 Siswa di Penerimaan Siswa Baru

Mas Dhito Pastikan Pembangunan Stadion GDJ Selesai 2027, Ini Tahapannya

Mas Dhito Pastikan Pembangunan Stadion GDJ Selesai 2027, Ini Tahapannya

Pelaku Pembunuhan Sekeluarga, Dituntut Hukuman Mati

Pelaku Pembunuhan Sekeluarga, Dituntut Hukuman Mati

  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15384 shares
    Share 6154 Tweet 3846
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16587 shares
    Share 6635 Tweet 4147
  • Pamer Hummer Listrik 4,5 M, “Rahasia” Ketenaran Gus Iqdam Dibongkar Netizen

    10860 shares
    Share 4344 Tweet 2715
  • Ujian Pertama eks Bupati Blitar Sepulang Ibadah Haji

    615 shares
    Share 246 Tweet 154
  • Sound Horeg Haram, Ini Alasan Fatwa Ponpes Besuk Pasuruan

    703 shares
    Share 281 Tweet 176

 

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist