Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Melalui studio kecilnya, Febry Antonia, seorang produser musik muda asal Tulungagung telah membuat karyanya melalang buana. Mulai dari artis nasional hingga band musik eropa meminta lagunya diproduseri olehnya.
Warga Desa Balerejo, Kecamatan Kauman ini telah menekuni produksi rekaman musik sejak masih duduk di bangku SMA kelas 3. Mulai tahun 2008 dia melakukan produksi rekaman musik hanya untuk band yang dibentuknya saja. Hingga akhirnya dia menutuskan untuk konsen jadi produser musik.
“Tahun 2013, mulai banyak band yang ingin direkam oleh saya. Mulai dari Blitar, Kediri, Trenggalek, Pasuruan, Jakarta hingga Banjarmasin. Saat itu, alat musik di studio saya masih sangat terbatas, untungnya ada teman yang mau kasih pinjam,” ungkap Febri kepada Bacaini.id, Sabtu, 18 Juni 2022.
Hingga saat ini di Tulungagung, hanya studio milik Febry yang sudah memiliki standar profesional dalam membuka jasa rekaman. Dia telah memiliki lebih dari 100 klien yang menggunakan jasanya dalam produksi musik.
“Saya promosinya hanya lewat media sosial. Tapi sebenarnya lebih efektif promosi dari artis satu ke artis yang lain,” akunya.
Selama ini, berbagai macam aliran musik pernah digarapnya, mulai dari metal, pop, musikalisasi hingga dangdut. Menurutnya, setiap aliran musik memiliki tingkat kesulitannya masing-masing. seperti misalnya musik pop yang juga memiliki banyak ragam.
“Biasanya dalam memproduksi musik, saya harus mencari referensi untuk inspirasi. Khusus untuk musik metal saya masih bisa menerka arah nada yang akan dipakai, karena saya sudah lama kenal musik metal,” ungkapnya.
Disebutkannya, banyak artis lokal, pejabat lokal, artis nasional hingga band yang berasal dari Benua Eropa pernah menjadi kliennya. Untuk artis nasional, sebut saja Dona D’Academy serta pemain film nasional Alex Abbad.
“Saya benar-benar tidak menyangka bisa sejauh ini, apalagi pertemuan saya dengan Alex Abbad yang kebetulan sudah lama saya idolakan. Kalau untuk dari luar negeri ada tiga, pertama kali dari Swedia, sekitar tahun 2019 lalu,” ujarnya bangga.
Febri mengakui klien dari Eropa itu didapatkannya dari teman bandnya yang berada di luar negeri. Dari situlah dia mendapat pengalaman yang berbeda, dia merasa lebih mudah menggarap musik dari luar negeri.
“Karena nyayian mereka sudah bagus, selain itu mungkin juga karena jam terbang mereka juga sudah tinggi. Jadi saya tinggal menyusun instrument musiknya saja,” pungkasnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira