Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Selama dua bulan, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Tulungagung terus bertambah. Mirisnya, dua anak meninggal dunia akibat penyakit ini.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Tulungagung, Didik Eka memaparkan, berdasarkan data, 74 kasus DBD sudah terjadi di Tulungagung. Setidaknya ada 57 kasus pada Januari 2022 dan 17 kasus tercatat sampai 7 Februari 2022.
“Dua diantaranya menyebabkan anak usia 7 tahun meninggal dunia akibat terlambat dibawa ke rumah sakit setelah mendapati gejala DBD,” kata Didik kepada Bacaini.id, Selasa, 8 Februari 2022.
Menurutnya dari 74 kasus DBD di Tulungagung, memang didominasi oleh anak-anak. Pasalnya aktivitas anak di dalam rumah lebih banyak dilakukan pada pagi dan sore hari. Dimana waktu itu juga menjadi aktivitas nyamuk.
“Untuk mencegah DBD masyarakat harus rajin melakukan 3M yakni menutup, menguras dan mengubur setiap satu minggu sekali. Agar populasi nyamuk bisa dikurangi,” terangnya.
Didik juga menjelaskan, kasus yang sering ditemui adalah ketika anak bergejala DBD, orang tua tidak langsung memeriksakan ke rumah sakit. Orang tua lebih sering menganggap anak tersebut mengalami demam yang biasa terjadi pada umumnya. Padahal gejala DBD harus segera mendapatkan penanganan medis.
“Selain itu juga masih ada orang tua yang takut di ‘Covid-kan’ sehingga ragu-ragu untuk membawa anaknya ke rumah sakit,” sesalnya.
Didik menyebutkan, Kecamatan Tulungagung, Kedungwaru dan Boyolangu menjadi lokasi yang dianggap rawan DBD. Pasalnya, tiga kecamatan tersebut merupakan wilayah padat penduduk. Jika tidak benar-benar menjaga kebersihan, maka potensi DBD lebih mungkin terjadi.
“DBD ini kan musiman, maka masyarakat harus menjaga kebersihan. Apalagi masyarakat yang tinggal di wilayah padat penduduk,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Didik memaparkan bahwa orang yang terjangkit DBD memiliki gejala demam tinggi secara mendadak, lesu, mual dan muntah.
“Jika muncul gejala tersebut, harus segera dibawa ke rumah sakit agar segera dilakukan observasi dan penanganan,” tandasnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira