Bacaini.id, KEDIRI – Berkurban di hari raya Idul Adha bukan hanya milik kaum berpunya. Seorang penjual mi ayam gerobak di Kelurahan Semampir, Kecamatan Kota, Kediri rela menguras tabungannya untuk membeli sapi kurban.
Shohibul Qurban ini adalah Imam Mansyur, penjual mi ayam sekaligus marbot Masjid Al Khalid Semampir Kediri. Pria berusia 51 tahun ini sehari-hari berjualan mi ayam di depan Masjid Al Khalid. Bukan restoran atau depot mewah, lapak dagangannya adalah gerobak dan bangku kayu yang lusuh.
“Alhamdulillah saya berkesempatan kurban sapi dalam dua hari raya Idul Adha. Dengan niat ibadah karena Allah, saya percaya pasti dimudahkan,” kata Imam Mansyur kepada Bacaini.id, Kamis 22 Juli 2021.
Penghasilan Mansyur sebagai penjual mi ayam kelas kaki lima tentu tak berlimpah. Apalagi di masa pandemi dan penerapan PPKM Darurat seperti sekarang ini, tak banyak pembeli yang singgah di kedainya. Tak jarang Mansyur terpaksa menutup gerobaknya karena sepi pembeli.
Kedai sederhana itu dibangun di depan rumah yang dikontraknya, tepat di depan Masjid Al Khalid. Di sana dia tinggal bersama istri dan tiga anaknya.
Meski penghasilannya tak tentu, setiap hari Mansyur berusaha menyisihkan untuk simpanan kurban. Sedikit demi sedikit, selembar demi selembar. Dia tak ingin kesulitan yang dihadapi menghalanginya untuk bersedekah. “Meski sekarang situasi sulit, masih banyak yang jauh lebih sengsara dari saya,” katanya.
Ketekunannya dalam menyisihkan uang berbuah manis. Tepat di saat peringatan Idul Adha, Mansyur menyerahkan uang miliknya kepada pengurus Masjid Al Khalid. Uang itu cukup untuk membeli satu ekor sapi secara patungan. Bersama enam Shohibul Qurban lainnya, Mansyur terdaftar sebagai pengkurban sapi untuk dibagikan dagingnya kepada yang membutuhkan.
Keikhlasan Mansyur untuk berkurban patut menjadi teladan umat Muslim yang lain. Di tengah keterbatasannya, dia rela menyisihkan hartanya untuk dibagikan kepada sesama.
“Sebisa mungkin disisihkan beberapa untuk ditabung setiap hari. Kebutuhan makan dan minum, atau lainnya akan terasa cukup kalau kita bersyukur,” ujarnya.
Tak hanya ahli bersyukur, kecintaan Mansyur pada agama dan Masjid Al Khalid yang berdiri megah di depan warungnya tak kalah besar. Bagaimanapun ramainya pembeli yang datang, Mansyur akan meninggalkan warung menuju masjid. Dia juga sering mengumandangkan adzan dan memimpin sholat di sana.
“Saya juga berkeinginan naik haji bersama istri. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah untuk umatNya yang mau berusaha dan berikhtiar,” tutupnya.
Penulis: Novira Kharisma
Editor: HTW
Tonton video: