Tidak hanya melakukan survei, masing-masing lembaga TPQ juga melakukan upaya mengganti jadwal mengaji menyesuaikan jam sekolah. Langkah ini mereka lakukan agar anak-anak tetap bisa mengaji di TPQ.
Namun apa lacur? Keaktifan siswa untuk datang ke TPQ tetap tak bisa dikatrol. Bahkan upaya guru-guru TPQ untuk mendatangi rumah siswa agar tetap mengaji hanya berlangsung sepekan.
Gus Abduh sendiri merasa kasihan dengan upaya yang dilakukan para guru ngaji tersebut. Sebab mereka memiliki aktivitas sejak pagi, yang rata-rata rata mengajar di PAUD, TK, SD, hingga SMP. Pulang mengajar, para guru itu langsung mengajar di TPQ.
“Guru TPQ ini, kalau mau, juga mengeluh. Tapi mereka lebih mementingkan bagaimana anak-anaknya bisa tetap mengaji. Kita tidak tinggal diam, tapi faktanya anak-anak ini capek di sekolah,” tegas Gus Abduh.
Dari total 280 lembaga TPQ di Kota Kediri, jumlah siswanya mencapai 10.000 anak. Sedangkan tenaga pendidiknya sebanyak 1.200 orang. Butuh perjuangan keras para guru ngaji ini untuk memberi pendidikan agama.
“Kita minta dipertemukan dengan pihak terkait. Kita sudah siapkan data riil. Kebijakan ini jangan hanya dievaluasi, tapi dianulir. Mau lima atau enam hari asal tidak mengganggu aktivitas di TPQ. Mengaji ini pentingnya luar biasa,” tutupnya.
Penulis: Novira
Editor: Hari Tri W