Bacaini.id, Tulungagung – Puluhan SMP Negeri di Tulungagung masih belum mencapai kebutuhan dari pagu siswa. Bahkan hingga verifikasi penerimaan peserta didik baru (PPDB), SMPN 3 Bandung saat ini masih mendapatkan satu siswa.
Plt Kepala SMPN 3 Bandung, Nursidik membenarkan bahwa sekolahnya hingga saat ini masih mendapatkan satu siswa dalam PPDB gelombang pertama. Padahal sekolah yang dipimpinnya memiliki pagu sebanyak 128 siswa.
“Sebenarnya infromasinya ada 10 siswa yang akan mendafatar di SMPN 3 Bandung. Tapi sampai saat ini masih ada satu siswa saja yang masih mendaftar,” ungkap Nursidik, Senin, 20 Juni 2022.
Meski demikian, pihaknya tetap yakin bisa mendapatkan siswa tambahan. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, SMPN 3 Bandung biasanya akan mendapatkan siswa dari Kabupaten Trenggalek. Meningat sekolahan ini terletak di wilayah perbatasan.
“Tetapi memang setiap tahun kami tidak bisa memenuhi pagu yang seharusnya. Tahun lalu kami juga hanya mendapatkan 70 siswa,” bebernya.
Menurut Nursidik, minimnya siswa mendafatar di SMPN 3 Bandung juga disebabkan banyak calon siswa yang lebih memilih bersekolah di MTS atau di SMP lain. Padahal berbagai upaya sudah dilakukanya, seperti melakukan promosi sekolah secara door to door dengan harapan bisa lebih menarik minat siswa dan para orang tua untuk menyekolahkan anaknya di SMPN 3 Bandung.
“Kegiatan itu juga kami biayai dari uang pribadi kami. Kami benar-benar berharap tahun ini bisa memenuhi pagu. Mengingat, jumlah siswa yang terbatas akan berpengaruh pada beban mengajar guru tidak tetap di sini,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dispendikpora) Kabupaten Tulungagung, Rahardian Puspita Bintara mengatakan, dari 48 lembaga SMPN di Tulungagung, masih ada 32 sekolah yang kekurangan siswa dalam PPDB gelombang pertama ini.
“Padahal jumlah lulusan siswa SD di Tulungagung tahun ini mencapai 12.000 siswa. SMPN yang kekurangan siswa kebanyakan berada diwilayah pinggiran. Selain itu kondisi ini juga disebabkan sebaran populasi yang tidak merata hingga persaingan antara SMP Negeri dan SMP Swasta,” jelas Rahardian.
Menurut Rahardian, pihaknya akan berupaya agar pada PPDB gelombang kedua sekolah-sekolah yang kekurangan murid bisa mencapai pagu yang semestinya. Namun, pihaknya tidak bisa menjanjikan apapun dengan upaya yang akan ditempuhnya pada PPDB gelombang kedua nanti.
Diungkapkannya, dalam hal ini, Dispendikpora Kabupaten Tulungagung tidak mampu berbuat banyak dan hanya bisa melakukan evaluasi untuk tahun selanjutnya.
“Ukuran kami adalah semua lulusan SD di Tulungagung bisa bersekolah. Jadi apabila masih ada sekolah yang kekurangan pagu, sedangkan semua lulusan SD sudah dapat sekolah, maka yang bisa kami lakukan adalah melakukan evaluasi untuk menimbang pemberlakuan kebijakan marger sekolah,” pungkasnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira