Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Lahan pertanian warga di tiga kecamatan di Tulungagung diserang hama tikus. Akibatnya banyak tanaman petani yang mengalami kerusakan.
Salah satu petani asal Kecamatan Boyolangu, Suratman mengatakan bahwa serangan hama tikus ini memang terjadi pada musim-musim tertentu. Dalam hal ini banyaknya hama tikus diduga akibat sanitasi di area persawahan kurang bersih.
“Kalau kami lihat sih begitu. Selain itu, kalaupun dilakukan pembersihan tapi hanya pada satu lahan petani, tikusnya akan lari ke lahan petani yang lain. Jadi memang perlu kekompakan dari semua petani untuk membasmi hama tikus ini,” terang Suratman kepada Bacaini.id, Sabtu, 26 Februari 2022.
Menurutnya, keberadaan hama tikus ini hanya ada di lokasi tertentu, namun tetap saja menyebabkan rusaknya tanaman meski hanya sebagian. Jika dikalkulasi, setiap menjelang masa panen, kerugian petani bisa mencapai 10 sampai 20 persen.
“Memang tidak semua tanaman yang rusak, tapi tetap saja hasil panen kami tidak optimal,” keluhnya.
Sementara itu, Koordinator Petugas Pengendali Organisme Tumbuhan (POPT) Dinas Pertanian (Dispertan) Tulungagung, Gatot Rahayu memaparkan, dalam dua minggu terakhir, tercatat ada 11 hektare lahan milik petani di tiga kecamatan Tulungagung yang diserang oleh hama tikus. Selain Kecamatan Boyolangu, hal yang sama terjadi di Kecamatan Kedungwaru dan Kecamatan Tulungagung.
“Dari berbagai serangan hama, yang paling banyak adalah serangan hama tikus,” ujar Gatot.
Gatot menjelaskan, serangan hama tikus selalu terjadi setiap musim tanam. Seperti yang terjadi pada lahan pertanian petani di tiga kecamatan yang disebutkannya, hal ini bisa terjadi karena banyak petani yang tidak merawat sanitasi lahan.
“Semua petani harus kompak untuk membasmi hama tikus. Jadi kami sarankan agar para petani melakukan tanam serempak, agar ada masa paceklik bagi hama tikus,” terangnya.
Untuk mengurangi serangan hama tikus, lanjut Gatot, pihaknya juga telah melakukan pengadaan burung hantu di lahan pertanian. Disebutkannya, sejak tahun 2021 sudah ada sekitar 115 rumah burung hantu yang disebar di seluruh kecamatan di Tulungagung.
“Salah satu contohnya lahan pertanian di Desa Karanganom, Kecamatan Kauman, sebelumnya seringkali diserang hama tikus dan membuat para petani merugi. Setelah ada burung hantu, serangan hama tikus berkurang, paling tidak bisa meminimalisir hama tikus,” pungkasnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira