Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Masyarakat dari empat desa di Kecamatan Campurdarat, Tulungagung menggelar tradisi ulur-ulur di Telaga Buret, Jumat, 9 Juni 2023. Tradisi ini merupakan salah satu upaya menjaga kelestarian sumber air dan hutan di Telaga Buret.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Telaga Buret, Karsi Nero mengatakan tradisi upacara ulur-ulur diperkirakan sudah ada sejak era Majapahit. Tradisi ini selalu digelar pada Jumat Legi, Bulan Selo yang diikuti warga Desa Sawo, Ngentrong, Gedangan dan Gamping.
“Sudah sejak dulu air Telaga Buret memberikan manfaat kepada masyarakat, khususnya petani di empat desa. Oleh karena itu, sebagai rasa syukur masyarakat mengadakan upacara ulur-ulur di Telaga Buret,” jelas Karsi di lokasi upacara.
Dikatakannya, upacara ulur-ulur sebenarnya bukan hanya sekedar tradisi, melainkan juga sebagai upaya pelestarian lingkungan. Karena banyak masyarakat yang meyakini bahwa upacara ini dapat menjaga sumber air Telaga Buret dari kekeringan.
Karsi menceritakan, terkait ulur-ulur ini sempat menjadi pertentangan ditengah masyarakat pada tahun 1995-1996 lalu. Sebagian masyarakat menolak karena dianggap musyrik. Hingga akhirnya, selama dua tahun tradisi ini tidak dilaksanakan.