Bacaini.id, TRENGGALEK – Tahun ini, masyarakat Trenggalek kembali merayakan lebaran ketupat. Tradisi ini biasa dilakukan dengan saling beranjangsana untuk bermaaf-maafan.
Meskipun tidak ada hiburan ataupun pawai kirap Tumpeng Agung dan karnaval seperti tahun-tahun sebelumnya, tetapi tidak mengurangi kemeriahan perayaan tersebut.
Ribuan masyarakat dari berbagai daerah berbondong-bodong ke Kecamatan Durenan untuk bermaaf-maafan dan menikmati ketupat yang disajikan di setiap rumah.
Seperti yang dilakukan keluarga Pondok Pensantren Babul Ulum, Desa Durenan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek. Bahkan, perayaan lebaran ketupat ini malah lebih ramai dibandingkan Hari Raya Idul Fitri pada tanggal satu syawal.
“Hal ini terjadi karena sebagian warga melakukan puasa syawal dan tidak open house seperti lebaran pada umumnya” kata Gus Yunus Fudhel, salah satu anggota keluarga Ponpes Babul Ulum kepada Bacaini.id, Senin, 9 Mei 2022.
Menurutnya, kegiatan open house baru dilaksanakan pada lebaran hari kedelapan. Ini memang menjadi tradisi yang berlangsung sejak ratusan tahun silam di bawah pimpinan Kyai Abdul Masyir atau Mbah Mesir.
“Awalnya, lebaran ketupat ini hanya dilakukan oleh keluarga Pondok Pensantren, tapi saat ini sudah banyak warga yang mengikuti,” imbuhnya.
Hingga saat ini, tradisi kupatan di Desa Durenan, Kecamatan Durenan tidak pernah luntur ditengah zaman yang semakin berkembang.
Penulis: Aby
Editor: Novira