Dalam berinteraksi dengan sesama kadang kita merasa jengkel kepada seseorang, maupun pelayanan pemerintah dan sudah tidak bisa dibendung lagi. Akhirnya kita terpaksa menulis kata-kata yang tujuannya menyindir seseorang atau kebijakan pemerintah di medsos. Sebenarnya sih..jangan sampai ini dilakukan kalau untuk seseorang. Tetapi kalau demi kebaikan pelayanan pemerintah boleh donk.
CUITAN KRITIK DI MEDSOS
Cuitan adalah ungkapan kata-kata yang biasa dilakukan di media sosial dan dapat diakses oleh khalayak. Sedangkan kritik menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah kecaman, tanggapan, atau kupasan kadang-kadang disertai dengan uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu karya, pendapat dan sebagainya.
TIPS AMAN CUITAN KRITIK DI MEDSOS
- Pengkritik punya kapasitas sesuai bidangnya. Misalkan yang dikritik tentang penerapan hukum, maka dia sendiri mengerti hukum atau praktisi hukum, misalkan tentang politik maka dia adalah politisi.
- Antara yang mengkritik dan yang dikritik tidak saling kenal sehingga tidak terdapat konflik pribadi.
- Perbuatan yang dilakukan semata-mata karena bentuk protes.
- Kontent dari kritik adalah kebenaran bukan dan mempunyai data valid, bukan berita bohong.
- Isi dari kritikan tidak berpotensi menimbulkan kegaduhan.
- Tidak menyebutkan identitas pribadi secara lengkap.
- Berikan solusi dan ide anda.
HARAPAN UNTUK PEMERINTAH
Pemerintah seyogyanya menyikapi kritik dari masyarakat adalah bentuk masukan yang konstruktif karena bagian dari demokrasi. Dalam gagasan Jurgen Habermas tentang demokrasi deliberatif, masyarakat ditempatkan pada posisi yang emansipatoris untuk melakukan kegiatan legislasi di ruang-ruang publik. Ruang publik ini harus memenuhi dua syarat yaitu bebas dan kritis. Bebas artinya setiap pihak dapat berbicara di mana pun, berkumpul, dan berpartisipasi dalam debat politis. Sementara kritis artinya siap dan mampu secara adil dan bertanggung jawab menyoroti proses pengambilan keputusan yang bersifat publik.