Bacaini.ID, KEDIRI – Salah satu cara mengembangkan brand adalah dengan memanfaatkan media sosial.
Selama ini yang familiar adalah Facebook, Instagram, X, TikTok dan bahkan jadi pilihan utama sejumlah pelaku usaha dalam mengenalkan brand usahanya. Padahal ada platform medsos besar yang bernama LinkedIn.
LinkedIn dikenal sebagai platform media sosial yang banyak digunakan para profesional dalam mengembangkan branding diri maupun usahanya. Itulah kenapa mengembangkan brand di LinkedIn sangat bermanfaat.
Selain dikenal lebih profesional, pengguna LinkedIn dapat terhubung dengan jejaring-jejaring baru yang mungkin sebelumnya tidak pernah terfikir menggarap pasar baru itu.
LinkedIn memberi peluang penggunanya membangun keahlian melalui interaksi dengan para profesional, terhubung dengan orang-orang berpengaruh di bidangnya, bahkan peluang bisnis. Berikut 5 tips branding di LinkedIn:
Posting Beberapa kali Seminggu
Usahakan untuk memposting 3-5 kali seminggu. Frekuensi ini membuat kita tetap hadir tanpa membebani audiens atau diri sendiri. Ini adalah ritme rutin yang memungkinkan pembuatan konten berkualitas.
Jangan Sungkan Pakai Emoji
Emoji dapat membuat postingan lebih menarik secara visual, memecah teks, serta menambahkan sentuhan kepribadian. Gunakan emoji untuk menyorot poin-poin penting atau untuk menambahkan elemen lucu di postingan, namun tetap relevan dan profesional.
Gabungkan Gambar, Slide deck, PDF, Video, dan lainnya
Meskipun kita dapat menyertakan hingga 20 gambar di setiap postingan LinkedIn, satu gambar yang mencolok dapat meningkatkan engagement secara signifikan.
Pastikan gambar berkualitas tinggi dan relevan dengan konten postingan.
Namun kita dapat menambahkan lebih dari sekadar gambar ke LinkedIn. Kita dapat menambahkan video, jajak pendapat, PDF, dan slide deck. Hal ini akan menunjukkan kemampuan kita melibatkan audiens dengan kreatif dan interaktif.
Susun Postingan Secara Konsisten
Struktur postingan standar di LinkedIn :
– Mulailah dengan judul yang menarik atau kalimat pembuka yang menarik perhatian.
– Lanjutkan dengan perkenalan singkat, dua hingga tiga kalimat untuk menyiapkan pembuka sebelum berbagi ide
– Gunakan poin-poin untuk menguraikan ide-ide utama atau tips yang akan ditemukan pembaca ketika mereka mengklik untuk membaca artikel.
– Tambahkan tautan ke postingan blog, baik di badan postingan LinkedIn atau di komentar pertama.
Gunakan 3-5 Hashtag per Postingan
Gunakan 3-5 hashtag yang relevan per postingan untuk memudahkan audiens menemukan postingan kita.
Pilih campuran hashtag yang luas dan hashtag yang lebih spesifik terkait dengan topik postingan. Ada beberapa cara untuk mengetahui hashtag mana yang akan digunakan.
– Gunakan bilah pencarian: Di mana di bilah pencarian LinkedIn, mulailah mengetikkan kata kunci terkait postingan. Saat mengetik, LinkedIn akan menyarankan hashtag terkait. Ini adalah cara mudah untuk menemukan hashtag yang populer dan relevan.
– Jelajahi postingan: Setelah mencari, jelajahi postingan menggunakan hashtag yang disarankan. Ini dapat memberi Anda gambaran tentang jenis konten dan popularitas setiap hashtag.
– Lakukan apa yang dilakukan para bos besar: Lihatlah profil dan postingan para profesional di bidang kita. Catat hashtag mana yang mereka gunakan. Sedikit eksplorasi di sini dapat mengungkap hashtag yang relevan dan sedang tren.
– Analisis pesaing: Periksa halaman LinkedIn kompetitor dan catat hashtag yang sering mereka gunakan. Ini dapat memberi ide tentang hashtag yang relevan.
Namun ingat, hindari penggunaan hashtag secara berlebihan, karena terlalu banyak hashtag dapat terlihat seperti spam dan mengurangi pesan yang akan disampaikan.
Tips Terakhir
– Terlibat dengan komentar: Segera tanggapi komentar di postingan untuk mendorong percakapan dan membangun komunitas seputar konten kita.
– Posting waktu untuk visibilitas maksimum: Posting selama jam sibuk (biasanya pagi dan sore hari pada hari kerja) dapat meningkatkan peluang untuk mendapatkan interaksi yang tinggi.
– Analisis kinerja: LinkedIn memberikan wawasan tentang kinerja setiap postingan. Gunakan data ini untuk memahami jenis konten apa yang disukai audiens dan sesuaikan strategi.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif