Bacaini.id, TRENGGALEK – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meninjau bencana tanah longsor dan tanah gerak di Trenggalek, Minggu, 23 Oktober 2022. Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan mempersiapkan lokasi relokasi bagi warga terdampak.
Bencana tanah longsor dan tanah gerak mengancam warga satu lingkungan di Dusun Pule, Desa Sumurup Kecamatan Bendungan, Trenggalek. Setidaknya ada empat rumah rata dengan tanah dan sejumlah hewan ternak berupa sapi serta kambing ikut terkubur material longsor.
Tercatat ada 37 rumah dengan 51 KK yang terdampak bencana ini. Sesuai mitigasi, meskipun hanya empat rumah yang tertimbun longsor, namun rumah yang lainnya dinilai sudah tidak aman untuk ditinggali karena banyaknya retakan tanah di atas bukit yang setiap waktu mengancam warga.
“Mulai Bulan Oktober hingga Januari 2023 kemungkinan cuaca ekstrem bersamaan dengan hidrometeorologi. Kemungkinan curah hujan sangat tinggi. Prediksi BMKG demikian dan mungkin sampai dengan bulan Januari 2023,” ujar Khofifah saat meninjau longsor, Minggu, 23 Oktober 2022.
Khofifah menyebutkan bahwa hunian masyarakat kemungkinan rentan bencana. Sehingga menurutnya, untuk lokasi yang rentan terancam tanah retak atau longsor, sudah seharusnya dilakukan penanganan atau solusi yang lebih konkret.
“Hasil dari komunikasi kami kemarin, bahwa masyarakat di sini berkenan untuk di relokasi,” terangnya.
Lebih lanjut, Khofifah menyampaikan, untul relokasi akan dilakukan di lahan perkebunan di daerah Kecamatan Bendungan. Tentu saja lokasi ini harus benar-benar bisa digunakan sebagai tempat relokasi permanen dengan memastikan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat.
“Tentunya tidak lama bila Pemprov dan Pemkab sudah sama, bisa langsung. Kecuali bila bersama dengan lembaga di luar Pemkab harus, dengan Perda,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin mengatakan selain aman dan nyaman, lokasi relokasi juga harus dipastikan tidak mencabut akar silaturahmi antara satu sama lain dari seluruh warga terdampak. Artinya, lokasi relokasi dipilih di tempat yang tidak jauh dari hunian sebelumnya.
“Kemungkinan ada tanah milik Provinsi Jawa Timur yang Alhamdulillah Ibu Gubernur mau meninjau hari ini. Semoga lahan tersebut bisa menjadi lahan relokasi kita,” kata Nur Arifin.
Bupati Trenggalek juga menambahkan bahwa untuk mitigasi awal, Pemprov Jatim sudah menurunkan alat berat. Begitu juga dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) yang secara bersama-sama dengan Pemkab Trenggalek membuat sabuk air.
“Sabuk air ini dibuat untuk meminimalisir limpasan air yang masuk ke celah-celah retakan, agar tidak terjadi longsor susulan,” pungkasnya.
Penulis: Aby
Editor: Novira