Bacaini.id, BANYUWANGI – Pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir telah memukul rata hampir seluruh sektor kehidupan, termasuk sektor wisata dan perekonomian kreatif. Oleh karenanya, Kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur menggelar bincang bareng media 2022 se-Jawa Timur.
Mengusung tema ‘Sinergi Pengembangan Pariwisata Untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi’ kegiatan bincang bareng media ini bertujuan untuk mengetahui sejumlah wisata kreatif dan wisata alam di wilayah Banyuwangi paska pandemi Covid-19.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Mohamad Yanuar Bramuda mengatakan Bank Indonesia sangat berperan dalam menumbuhkan perekonomian daerah. Salah satunya dengan mengekspose dan mengeksplore Banyuwangi melalui beragam kegiatan, seperti penyelenggaraan event di daerah desa wisata.
“Selain menjaga inflasi, Bank Indonesia juga berperan menumbuhkan perekonomian daerah dengan mengeksplore Banyuwangi,” kata Bramuda pada kegiatan yang berlangsung di Banyuwangi, Sabtu, 10 Desember 2022, malam.
Bramuda menjelaskan bahwa teknologi di Kabupaten Banyuwangi boleh berkembang pesat, namun tidak boleh meninggalkan kearifan lokal. Sebagai salah satu contoh, menurutnya, jika ada pihak yang akan mendirikan hotel maupun homestay di Banyuwangi maka harus mencantumkan unsur-unsur kearifan lokal Banyuwangi, seperti ornament dan hiasannya.
Tentu saja hal itu juga harus dengan seizin Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Selain itu, agar tidak mematikan usaha home stay yang dikelola langsung oleh masyarakat, Pemerintah Daerah hanya memberikan izin pendirian hotel minimal bintang 4, sehingga tidak terjadi persaingan.
“Dengan adanya unsur kearifan lokal, maka akan banyak wisatawan yang datang ke Banyuwangi dan terkesan dengan kearifan lokal itu sendiri. Bahkan, saat ini Banyuwangi telah berhasil menurunkan angka kemiskinan nomor satu di Jawa Timur dengan kearifan lokal dan wisatanya,” paparnya.
Sementara itu, Mahsun, pembina dan pengelola Desa Tamansari, salah satu desa di Banyuwangi yang telah mendapatkan Anugerah Desa Wisata (ADWI) dari Menparekraf Sandiaga Uno menyampaikan bahwa di Desa Taman Sari tidak ada persaingan antar homestay. Selain harga homestay disamaratakan, setiap homestay juga memiliki tingkatan mulai dari tipe A, B dan C yang masing-masing dilengkapi beragam fasilitas.
“Di desa kami tidak ada persaingan antar homestay karena harganya diseragamkan dan diatur dalam Peraturan Desa,” ujar Mahsun.
Pada kesempatan yang sama, Asisten Direktur Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Siti Rohmawati menyebutkan tiga hal yang dilakukan Bank Indonesia untuk program pengembangan UMKM. Pertama, penguatan kelembagaan untuk UMKM melalui pemberian pendampingan agar bisa naik kelas koorporisasi atau berkelompok, sehingga memiliki daya tawar yang bagus dalam bisnis.
Kedua, pemberian bantuan teknis peningkatan kapasitas usaha dari sisi jumlah, kualitas dan keberlanjutan usahanya. Kemudian yang ketiga adalah pemberian perluasan akses pembiayaan dengan pemberian akses agar dapat terhubung dengan lembaga jasa keuangan serta akses permasaran melalui promosi-promosi perdagangan.
“Tiga hal itu merupakan program pengembangan UMKM sektor riil termasuk juga sektor pariwisata yang dilakukan Bank Indonesia dalam rangka mendukung stabilitas moneter maupun stabilitas sistem keuangan di daerah,” jelas Siti Rohmawati.
Penulis: AK.Jatmiko
Editor: Novira