Bacaini.ID, BLITAR – Tembakau asal Kabupaten Blitar Jawa Timur kembali jadi idola. Terutama tembakau hasil pertanian di wilayah Kecamatan Selopuro dan Talun.
Melalui Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) 2025, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar berupaya melakukan intensifikasi, khususnya tembakau Selopuro.
Melakukan pengadaan alat dan mesin pertanian (alsintan). Bantuan berupa hand tractor dan cultivator yang rencananya akan didistribusikan pada kelompok tani bulan Desember 2025.
“Terutama tembakau varietas Selopuro jadi perhatian banyak produsen. Karenanya kualitasnya harus terus diperbaiki agar daya saingnya tinggi,” kata Siswoyo Adi Prasetyo, Plt Kepala Bidang Sarana Perkebunan DKPP Kabupaten Blitar kepada wartawan.
Baca Juga:
- Berkat DBHCHT 2025 Ratusan Warga di Blitar Terima BNSP, Apa Pentingnya?
- 3 POV DBHCHT 2025 Dalam Industri Tembakau di Blitar
- Ini Manfaat BLT DBHCHT 2025 Bagi Ribuan Buruh di Blitar
Bantuan alsintan hand tractor dan cultivator untuk pertanian tembakau di Kabupaten Blitar diketahui satu-satunya bantuan fisik dari DBHCHT 2025.
Dengan hand tractor dan cultivator, DKPP Kabupaten Blitar mendorong berlangsungnya modernisasi pertanian. Diharapkan petani tembakau mampu memangkas biaya produksi yang tinggi sekaligus efisiensi waktu tanam.
Menurut Siswoyo Adi, dalam mengolah pertanian hingga kini petani masih menghadapi tantangan klasik. Yakni bergantung pada cuaca serta tingginya upah tenaga kerja manual.
Kehadiran bantuan hand tractor dan cultivator dari DBHCHT 2025 menjadi solusi. Pengolahan lahan pertanian tembakau akan bisa dilakukan lebih cepat. Budidaya tanaman bisa dikerjakan lebih maksimal.
Mulai persiapan, penanaman hingga pasca panen bisa berjalan lebih efisien. “Efisiensi otomatis akan menekan biaya produksi,” terang Siswoyo Adi.
Sementara itu varietas tembakau Selopuro Blitar diketahui sedang bersinar. Ini seiring meningkatnya permintaan pasar industri rokok nasional yang semakin meminati potensi tembakau lokal.
Tembakau Selopuro dikenal memiliki karakter daun yang khas. Aromanya juga terkenal kuat. Pengolahan tanah dengan menggunakan mesin dinilai memengaruhi kualitas akhir daun tembakau.
“Kualitas harus terus diperbaiki dan dijaga agar daya saingnya tinggi,” jelas Siswoyo Adi.
Menurut Siswoyo Adi, bantuan alsistan dari DBHCHT 2025 akan diikuti program pembinaan berkelanjutan. Pembinaan bertujuan petani mampu mengoperasikan tekhnologi. Pemkab Blitar ingin petani tembakau naik kelas.
Dalam bercocok tanam petani diharapkan bisa memakai standarisasi yang jelas dengan hasil yang terukur. “Tujuannya perekonomian petani tembakau Blitar meningkat,” pungkasnya. (*)





