Bacaini.ID, KEDIRI – Keindahan pemandangan di kawasan Simpang Lima Gumul bukan hanya dari bangunan monumennya, tetapi juga deretan pohon Bintaro yang berdiri di sepanjang jalan. Namun siapa sangka di balik rindangnya pohon ini, tersimpan ancaman yang bisa membunuh manusia.
Pohon Bintaro ini banyak ditemukan di sepanjang jalan kawasan Monumen Simpang Lima Gumul, tepatnya di depan Fave Hotel. Daunnya yang rindang kerap menjadi tempat berteduh penjual makanan dan pengunjung. Demikian pula bentuk buahnya yang bulat bersih menggoda untuk dimakan.
Namun sadarkah kalian kenapa buah berbentuk cantik itu justru berserakan di jalan tanpa ada yang mengambil. Berikut penjelasan tentang buah Bintaro yang tak banyak orang tahu.
Buah Bintaro alias Cerbera odollam dikenal memiliki racun mematikan. Meski demikian, tanaman ini justru menjadi primadona dalam berbagai bidang non-konsumsi.
Sejarah Nama Bintaro
Nama “bintaro” bukan hanya merujuk pada buah, tetapi juga menjadi identitas wilayah di perbatasan Jakarta dan Banten. Konon, daerah tersebut dulunya dipenuhi pohon Bintaro, sehingga namanya diabadikan sebagai simbol lokal. Pohon ini tumbuh subur di pesisir, rawa, dan tepi sungai, serta sering digunakan sebagai tanaman penghijauan karena kemampuannya menyerap polusi dan menahan angin.
Mengandung Racun Cerberin
Buah Bintaro mengandung senyawa cerberin, racun glikosida kardioaktif yang dapat mengganggu detak jantung dan berakibat fatal jika tertelan. Karena itu, buah ini tidak boleh dikonsumsi, meskipun tampilannya menggoda.
Meski demikian, buah Bintaro memiliki beberapa manfaat bagi manusia, yakni:
- Bahan Lilin dan Deodoran: Minyak bintaro dimanfaatkan dalam industri rumah tangga
- Kosmetik dan Lem: Senyawa aktifnya diteliti untuk produk perawatan dan perekat
- Racun Tradisional: Digunakan oleh suku Dayak dan Banjar sebagai racun anak panah
- Bioremediasi: Potensial untuk menyerap polutan dari tanah tercemar
- Pengusir Tikus dan Hama: Kandungan cerberin efektif sebagai pestisida alami
- Bahan Bakar Nabati: Minyak dari bijinya dapat diolah menjadi biodiesel
- Bioinsektisida dan Biopestisida: Ekstrak daun dan biji digunakan untuk mengendalikan hama tanaman
Pohon Bintaro sering ditanam di taman kota dan pinggir jalan karena daunnya yang lebat dan bunga putihnya yang indah. Daunnya lebat dan menyebar luas, memberikan keteduhan bagi pejalan kaki dan pengendara. Ini membantu menurunkan suhu di sekitar jalan dan menciptakan kenyamanan visual serta termal.
Selain itu, Bintaro mampu menyerap polutan udara seperti karbon dioksida dan timbal (Pb), menjadikannya “paru-paru kota” yang efektif. Ini sangat penting di area dengan lalu lintas padat. Sistem perakarannya tidak agresif, sehingga aman ditanam dekat trotoar dan saluran air tanpa merusak konstruksi jalan.
Daunnya juga tahan lama dan tidak cepat rontok, sehingga memudahkan perawatan jalan dan mengurangi beban petugas kebersihan. Tanaman ini jarang diserang ulat, sehingga aman untuk pejalan kaki yang berteduh di bawahnya.
Penulis: Hari Tri Wasono