Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan dengan keras menyebut masuknya Starlink ini sebagai solusi kebuntuan layanan internet dan komunikasi di daerah tertinggal.
“Sekarang sudah gak perlu lagi BTS untuk memberikan layanan internet dan komunikasi di daerah-daerah tertinggal. Kalau kalian gak bisa berkompetisi, ya itu salah kalian sendiri,” katanya mengkritik provider lokal.
Kemarahan Luhut bukan tanpa sebab. Rakyat kecil dan masyarakat pelosok butuh akses internet murah dan cepat. Sementara program akses internet dan komunikasi melalui BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi) yang menyediakan layanan infrastruktur telekomunikasi dan informatika, faktanya justru tersandung kasus korupsi yang merugikan negara triliunan rupiah.
Kini di saat masyarakat dihadirkan teknologi cepat dan murah, beberapa pihak melayangkan protes, yang makin menunjukkan ketidaksiapan mereka dalam bersaing secara bisnis.
Dosen Teknologi Informasi dan Komunikasi Institut Del Indonesia, Doktor Deni Lumbantoruan berpendapat, persaingan bebas yang terjadi menuntut pihak BUMN dan swasta dalam negeri untuk melakukan inovasi. Tidak hanya menuntut pemerintah agar selalu memberi proteksi bisnis mereka.
“Pasar bebas menuntut semua pihak matang dalam perencanaan bisnis dan memberikan layanan kepada masyarakat. Puskesmas kita dituntut bisa mengirimkan data kesehatan dengan cepat. Begitu pula anak-anak sekolah di pelosok yang membutuhkan layanan internet cepat serta murah untuk belajar,” kata kandidat Wakil Bupati Tapanuli Utara ini kepada Bacaini.id.
Ia juga menyebut jika kekhawatiran masuknya Starlink akan membuat provider lokal gulung tikar sangat berlebihan. Faktanya Starlink cocok untuk daerah tertinggal dan pelosok. Sedangkan daerah perkotaan yang memiliki banyak BTS akan tetap menggunakan provider yang ada.
“Bayangkan, berapa miliar rupiah dan berapa lama waktu diperlukan untuk membangun BTS di daerah pedalaman? Proyek BAKTI dari sejak masih bernama BTIP sampai sekarang juga masih belum selesai dan merata. Belum lagi kasus korupsi yang membuat program terkendala,” kritiknya.
Jika yang dikhawatirkan masalah keamanan data, trafik internet saat ini sudah menggunakan HTTPS dan SSL. Bahkan selular juga sudah menerapkan enkripsi A5.3.
Deni menambahkan, potensi pemanfaatan teknologi Starlink telah dijajaki pemerintah Indonesia sejak pertengahan tahun 2024. Saat ini, sekitar 2.200 puskesmas dengan 11.100 puskesmas pembantu masih belum memiliki akses internet.
Penambahan konektivitas diharapkan dapat meningkatkan akses layanan kesehatan, memfasilitasi pelaporan real-time, dan mendukung transformasi digital dalam sektor kesehatan. Dengan akses internet, konsultasi kesehatan online dan pelatihan jarak jauh menjadi lebih mungkin.
Cara kerja Starlink………….(selanjutnya)