Bacaini.ID, JEMBER – Mantan Wakil Bupati Jember periode 2016–2021, Abdul Muqit Arif, angkat bicara soal krisis bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi di Jember beberapa hari terakhir. Ia mengapresiasi langkah cepat Pertamina dan pemerintah dalam merespons situasi yang membuat warga panik dan antre berjam-jam di SPBU.
“Upaya yang dilakukan sudah cukup maksimal. Sekarang tinggal bagaimana masyarakat ikut memahami kondisi ini, dan yang lebih penting, jangan sampai ada yang memanfaatkan situasi untuk kepentingan pribadi,” kata Muqit saat ditemui Rabu (30/7/2025).
Muqit merespons kabar pengiriman 86 armada truk tangki BBM ke Jember. Ia berharap distribusi tersebut diawasi dengan ketat agar benar-benar sampai ke SPBU dan tidak ‘disenggol’ oleh oknum di tengah jalan. “Kalau tidak dikawal, saya khawatir dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” ujarnya.
Ia juga menyayangkan harga eceran BBM yang melambung tinggi. Di lapangan, harga Pertamax bahkan tembus hingga Rp35 ribu per liter. “Ini jelas memberatkan masyarakat. Jangan ada yang cari untung di tengah kesulitan orang lain,” tegasnya.
Menurut Muqit, krisis ini tidak hanya berdampak pada pelaku usaha, tapi juga masyarakat kecil. Salah satu contohnya adalah petani kopi yang kesulitan mengangkut hasil panen karena kendaraan mereka kehabisan bahan bakar.
“Ini pelajaran penting buat kita semua. Tidak ada yang menginginkan krisis ini terjadi, bahkan pemerintah sekalipun. Tapi kita harus hadapi dengan kepala dingin,” kata Muqit.
Sementara itu, Bupati Jember Muhammad Fawait menyampaikan kabar baik. Ia mengaku lega setelah Pertamina mengirim pasokan BBM besar-besaran dari berbagai daerah, mulai dari Malang, Surabaya, hingga Solo.
“Ini menunjukkan ada keseriusan dari Pertamina untuk menyelesaikan krisis ini,” kata Fawait, Senin (28/7/2025) malam, saat menggelar konferensi pers di Gedung DPRD Jember.
Penulis : Mega