Bacaini.ID, KEDIRI – Banyak jurnal kesehatan yang membahas soal insomnia atau susah memejamkan mata (tidur) alias kancilen dalam bahasa Jawa.
Selama ini insomnia dipahami sebagai penyebab penyakit jantung, diabetes tipe 2, obesitas dan penyakit menakutkan lainnya, dan bahkan kematian.
Namun sebetulnya, ketakutan saat tak bisa tidur itulah yang menjadikan ‘penyakit’ itu sendiri.
Alih-alih stres lantaran sulit tidur, kenapa tidak mengubah mindset kita tentang insomnia?
Dikutip dari Guardian, berikut cara ‘menikmati’ insomnia agar gangguan tidur tidak mengganggu pikiran dan kesehatan dan menjadi penyakit.
Ketahuilah, tak ada orang mati karena insomnia
Setiap orang pasti melewati masa kurang tidur. Semenjak nenek moyang kita eksis, gangguan tidur selalu ada.
Entah itu karena perang, baru memiliki bayi, pindah ke tempat baru, perayaan di lingkungan atau hal lain yang membuat jam tidur berantakan.
Bahkan kurang tidur pada ibu yang baru melahirkan diketahui justru memberi kekuatan mental dan fisik baru pada perempuan.
Terjaga di tengah malam adalah wajar
Tak perlu panik ketika terjaga pada tengah malam dan susah untuk tidur lagi. Nikmati momen hening tengah malam.
Banyak orang beribadah di tengah malam. Dan ini jadi aktivitas rohani paling populer dilakukan manusia ketika tengah malam, berdoa.
Dalam Islam kita mengenal sholat tahajud. Berpikirlah bahwa tidur bisa kapan saja, tak harus malam hari.
Masih banyak masyarakat kita yang tetap melestarikan budaya tidur siang.
Tidak hanya di Indonesia, menurut penelitian sejarah yang dilakukan Profesor Roger Ekirch, di negara-negara Mediterania, masyarakatnya juga terbiasa tidur siang.
Prof Roger Wong dari SUNY Upstate Medical University di New York menyelidiki efek terjaga di malam hari dan menemukan hasil yang mengejutkan.
Bahwa orang yang terjaga tengah malam memiliki kemungkinan 40% lebih kecil terkena demensia ketimbang mereka yang tidur nyenyak sepanjang malam.
Berhenti khawatir soal insomnia
Tidak perlu takut besok hari akan lesu di tempat kerja, tidak produktif atau jadi lemot.
Yang kita khawatirkan, itulah yang akan terjadi. Jadi berhenti khawatir dan yakini bahwa kita baik-baik saja.
Bandingkan dengan para ahli ibadah yang menghabiskan tiap malam mereka dengan berdoa, paginya mereka tetap baik-baik saja dan bekerja seperti biasa.
Atau Bapak dan Ibu baru yang tiap malam terjaga karena bayi mereka. Mereka juga tetap bangun pagi dan beraktivitas biasa.
Memang benar kurang tidur agak mengganggu, tapi tidak kemudian bisa menghancurkan hidup. Hadapi dengan santai.
Penelitian menunjukkan bahwa cara kita memandang gangguan tidur dapat memengaruhi kinerja kita.
Artinya, jika kita mengatakan pada diri sendiri bahwa tidur yang singkat tidak akan berdampak buruk pada kinerja kita, kita akan baik-baik saja.
Rileks dan tetap produktif
Isi waktu terjaga malam dengan hal produktif. Karya-karya masterpiece dari banyak tokoh dunia banyak yang dikerjakan pada malam hari.
Nikmati pemandangan langit malam dengan santai dan biarkan kamar atau rumah tetap dalam kondisi gelap.
Biasanya ide-ide akan berhamburan keluar dari kepala ketika malam hari di suasana yang sepi.
Kerjakan jika memungkinkan. Menulis, melukis, membaca atau apapun itu. Lakukan aktifitas apapun dengan santai, biasanya justru inilah yang akhirnya akan mendatangkan rasa kantuk.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif