Bacaini.ID, TULUNGAGUNG – Pernah mencoba olah raga Paddling di waduk? Kalau belum, cobalah berkunjung ke waduk Wonorejo Kecamatan Pagerwojo Kabupaten Tulungagung Jawa Timur.
Memang, setiap pemula akan selalu timbul rasa ketar-ketir. Terbayang keseimbangan yang hilang setiap saat. Akibatnya terjerembab, papan terbalik, lalu menenggak air.
Maklum papan seluncur paddling hanya memiliki panjang 10-11 kaki dengan lebar 32-34 inchi. Sebuah lembaran fiber tipis dengan berat sekitar 30 pon, dan tentu saja tidak terlalu lebar.
Namun jatuh ke air adalah resiko yang umum terjadi pada olah raga air paddling. Tenggelam? Kemungkinannya kecil. Sebab semua wajib mengenakan pelampung yang sudah disiapkan.
Kemudian ada tali pada board yang mengikat kaki serta pemandu yang mendampingi. Secara teori dan praktek, resiko tenggelam nyaris mustahil. Tapi namanya rasa takut tetap saja takut.
“Memang awalnya selalu begitu (takut), tapi kalau sudah berjalan dan bisa, akan ketagihan lho,” seloroh seorang petugas Perum Jasa Tirta I sembari ketawa.
Sujarwoko, seorang jurnalis kawakan Tulungagung yang awalnya terlihat ragu-ragu, akhirnya nekat maju. Sejak muda ia dikenal penyuka tantangan berbau alam.
Mengintip koleksi foto di akun media sosialnya, ia gemar naik gunung, menjelajahi hutan, termasuk hobi berarung jeram. Yang pernah diposting, berpetualang di gua Pindul Gunung Kidul.
“Sudah terlanjur persiapan dari rumah. Rugi nggak nyoba,” katanya beralasan.
Sesuai petunjuk pemandu paddling, setiap pemula dianjurkan tak langsung berdiri, tapi duduk bersimpuh di atas papan seluncur (board) dengan tangan memegang dayung.
Setelah keseimbangan didapat, mulailah menggerakkan dayung. Kayuhan pada sisi kanan akan menggerakkan board ke kiri, begitu sebaliknya.
Sujarwoko melakukannya dengan cukup baik, dan papan seluncur yang dinaiki bergerak maju mengikuti arus air dan hembusan angin. Sore itu cuaca tampak cerah.
Posisi waduk Wonorejo yang berada di tengah, dari kejauhan terlihat seperti mangkuk berisi air yang dikelilingi kawasan hutan lebat. Tentu saja indah.
Sayup-sayup terdengar tawa Sujarwoko yang semakin menjauhi pandangan mata. Terlihat posisinya tidak lagi bersimpuh, melainkan berdiri.
Setelah beberapa kali tercebur ke air, jurnalis satu itu tampaknya mulai piawai. Papan seluncur yang dinaiki bergerak mengitari daratan kecil di tengah danau. Tampaknya ia mulai kecanduan.
Kepiawaian juga terlihat pada Naura, bocah kelas 5 SD yang dengan lincah mengayuh dayungnya. Didampingi ayahnya, ia mengaku sudah tiga kali bermain paddling di waduk Wonorejo dan menikmati keseruannya.
Sore itu ia menaiki papan selancarnya sejauh kurang lebih satu kilometer. “Serunya pada saat tercebur,” katanya singkat.
Yang perlu diketahui, prinsip dasar dari bermain paddling adalah harus bisa berenang. Pada saat tercebur ke air dianjurkan untuk tidak panik.
Pertama di Tulungagung
Wahana olah raga air paddling di waduk Wonorejo Tulungagung merupakan bentuk upaya Perum Jasa Tirta I dalam mengembangkan sport tourism.
Adanya paddling yang dilaunching pada bulan Agustus 2024 sekaligus untuk menjawab isu mental health yang lagi dikeluhkan Gen Z dan milenial.
Menariknya lagi, paddling di waduk Wonorejo adalah yang pertama dan masih satu-satunya di wilayah Kabupaten Tulungagung.
“Launchingnya pada bulan Agustus lalu sebagai sport tourism,” ujar Marturiawan Kristiyono Putro, Kepala Subdiv Pengendalian Operasional Bisnis Perum Jasa Tirta I.
Waduk Wonorejo Tulungagung diketahui memiliki sejumlah paket wahana wisata. Di antaranya kolam renang, camping ground, ATV dan perahu wisata.
Adanya olah raga air paddling telah menambah koleksi wahana wisata. Sebab sebelumnya, wahana wisata air yang berjalan adalah perahu wisata yang bertarif Rp 15 ribu per orang.
Menurut Kristiyono, tarif sewa paddling di waduk Wonorejo sebesar Rp 85 ribu per jam, sudah termasuk safety guard atau pemandu. Kalau ingin dokumentasi, wisatawan cukup menambah 15 ribu atau menjadi Rp 100 ribu.
Dibandingkan dengan daerah lain seperti di Pangandaran Jawa Barat, paddling di waduk Wonorejo, kata dia lebih ekonomis.
Kristiyono juga mengatakan, animo masyarakat, terutama komunitas untuk menikmati olah raga paddling di Tulungagung, lumayan tinggi. “Dan kita tidak membatasi segmen,” pungkasnya.
Penulis: Solichan Arif