Bacaini.ID, KEDIRI – Sosok Yai Mim sempat mendominasi lini informasi media sosial beberapa waktu terakhir. Ia menjadi bahan olok-olok netizen akibat perseteruannya dengan Sahara, tetangga rumah.
Aksi guling-guling di tanah dan pura-pura stroke menjadi alasan warganet melempar cibiran, tanpa mengetahui duduk persoalan yang sebenarnya. Hingga tiba-tiba publik dikejutkan dengan kehadiran Yai Mim di kediaman pegiat medsos Deny Sumargo dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Dari sini terungkap siapa sesungguhnya Yai Mim.
Dikutip dari laman blog.amikom.ac.id, Dr. Muhammad Imam Muslimin Mardi, yang dikenal sebagai Yai Mim, adalah seorang ulama, akademisi, dan pendiri pesantren yang aktif dalam dakwah dan pendidikan Islam. Ia lahir di Blitar pada 11 Maret 1966 dan merupakan keturunan dari tokoh-tokoh ulama Jawa Timur, dengan silsilah yang diyakini bersambung ke Sunan Ampel dan Sunan Bonang.
Yai Mim menempuh pendidikan dasar di MI Al Qodiriyah, lalu melanjutkan ke MTs Ma’arif Bakung dan MA Al Kamal Kunir Wonodadi. Ia memperdalam ilmu agama di Pesantren Terpadu Al Kamal, serta aktif dalam organisasi pelajar dan mahasiswa Islam.
Karier akademiknya dimulai sebagai dosen luar biasa di IAIN Malang, kemudian menjadi dosen tetap di Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang sejak 1998. Ia meraih gelar sarjana dari IAIN Sunan Ampel Surabaya, S2 dari Universitas Muhammadiyah Malang, dan doktor dari UIN Sunan Ampel serta UIN Malang.
Yai Mim dikenal sebagai hafidz Qur’an sejak usia 37 tahun dan mendirikan dua pesantren: Pondok Pesantren Anshofa (2007) dan Bayt Al Qur’an Nurus Shafa (BaiQu NUsa) pada 2021. BaiQu NUsa menjadi pusat pembinaan tahfidz, pendidikan karakter, dan dakwah berbasis Qur’an.
Namanya menjadi sorotan publik setelah terlibat konflik sosial dengan tetangganya di kawasan Joyogrand, Malang, yang berujung pada proses hukum dan mediasi oleh tokoh-tokoh nasional. Meski menghadapi tekanan, Yai Mim tetap aktif dalam dakwah dan pendidikan.
Penulis: Hari Tri Wasono