Bacaini.id, KEDIRI – Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar memutuskan menunda pelaksanaan sekolah tatap muka. Keputusan ini diambil menyusul tingginya kasus penyebaran Covid 19 yang terjadi beberapa hari terakhir.
Abu Bakar mengatakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka baru bisa dimulai jika proses vaksinasi sudah tuntas. Saat itulah kekebalan komunitas sudah berhasil dibentuk hingga mengurangi resiko penularan Covid yang lebih parah.
“Kalau sudah mencapai kekebalan komunitas, boleh lah pembelajaran tatap muka dilakukan. Tetapi kalau belum, saya merasa insecure (tidak aman). Saya belum berani memberikan ijin untuk tatap muka,” kata Abu Bakar kepada wartawan, Kamis 1 Juni 2021.
Abu Bakar menjelaskan dari sisi kesiapan, penyelenggara sekolah sudah mempersiapkan kelengkapan protokol kesehatan dengan baik. Namun anak-anak yang menurutnya justru membahayakan karena tidak bisa menjaga perilaku sesuai protokol.
“Justru anak-anak yang kalau ketemu temannya senang, akhirnya tidak bisa menjaga diri,” katanya.
Sementara itu untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 yang terus berlangsung di Kota Kediri, Abu Bakar memeriksa ketersediaan tabung oksigen yang diproduksi PT Samator Gas Industri Cabang Kediri dan Merak Oxygen.
Ketersediaan tabung oksigen menjadi vital untuk membantu pasien Covid 19 yang mengalami sesak nafas.
Kantin Ruang Perawatan
Membludaknya pasien yang berdatangan di rumah sakit memaksa RSUD Gambiran Kota Kediri menambah kapasitas ruang perawatan. Bahkan karena padatnya pasien yang datang, rumah sakit tersebut terpaksa mengalihfungsikan ruangan kantin menjadi tempat perawatan.
Saat ini terdapat penambahan 68 tempat tidur isolasi dari 12 rumah sakit. Sementara RSUD Gambiran juga menambah 10 tempat tidur isolasi yang menempati bekas kantin.
“Merespon kenaikan kasus Covid-19 di Kota Kediri ini, kita telah melakukan berbagai upaya. Kita harus pastikan fasilitas kesehatan kita dapat memberikan pelayanan optimal di tengah lonjakan kasus yang masih terjadi,” kata Abu Bakar.
Wakil Direktur Pelayanan RSUD Gambiran I Nengah Gangga mengatakan saat ini dari 10 tempat tidur di ruang kantin telah terisi 8 pasien. Rumah sakit juga telah mengalihfungsikan ruang perawatan biasa menjadi ruang isolasi dengan kapasitas kurang lebih 90 tempat tidur. Fasilitas di ruang ini sama seperti ruangan yang lain, meliputi bed otomatis, oksigen, pendingin ruangan, makan minum gratis, pelayanan dokter spesialis dan pemeriksaan penunjang dengan peralatan yang memadai.
Tingkat keterisian tempat tidur isolasi RSUD Gambiran saat ini sudah mencapai 72% dari batas psikologis di bawah 70%. Menurut data, sekitar 40% pasien di RS se-Kota Kediri berasal dari Kota Kediri. Selebihnya dari kota dan kabupaten sekitarnya bahkan hingga dari wilayah pantura.
Wali Kota Abdullah Abu Bakar juga telah meminta semua rumah sakit untuk menambah bed isolasi. “RS Bhayangkara dan RSM Achmad Dahlan sudah mulai menambah bed, dan ini disusul RS DKT sehingga saat ini total ada 464 bed di seluruh RS Kota Kediri,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dr. Fauzan Adima.
Penulis: Andhika/HTW
Editor: HTW
Tonton video: