• Login
  • Register
Bacaini.id
Wednesday, June 25, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Sejarah Tempe, Dimulai dari Serat Centhini dan Disahihkan Peneliti Amerika

ditulis oleh Editor
11/02/2025
Durasi baca: 3 menit
546 12
0
Sejarah Tempe, Dimulai dari Serat Centhini dan Disahihkan Peneliti Amerika

Sejarah Tempe, Dimulai dari Serat Centhini dan Disahihkan Peneliti Amerika (foto ilustrasi/Pinterest)

Bacaini.ID, KEDIRI – Tempe muncul dalam Serat Centhini yang ditulis sekitar tahun 1815, dengan kisah yang berlatar belakang pemerintahan Sultan Agung (1613-1645).

Jadi, tempe dimungkinkan sudah ada sejak awal 1600-an atau bahkan lebih awal. Usia tempe diperkirakan lebih dari 400 tahun, khususnya di tanah Jawa.

Tempe tidak hanya berbahan baku kedelai seperti sekarang. Namun juga aneka biji-bijian, kacang-kacangan dan polong-polongan.

Tempe bisa juga dibuat dari ampas perasan kelapa setelah diambil minyaknya, atau ampas kedelai setelah proses pembuatan tahu.

Menurut peneliti William Shurleff dan Akiko Aoyogi dalam jurnal History of Tempeh, tempe diperkirakan berasal dari beberapa abad lalu.

Hal itu didukung oleh bukti distribusi geografis makanan yang luas, popularitas, dan varietas yang besar.

Tempe dikenal bahkan hingga ke pelosok pedesaan yang paling terpencil sekalipun di Jawa.

Tempe merupakan bagian integral dari masakan yang disajikan dalam berbagai macam hidangan populer.

Tempe dengan bahan baku kedelai, menurut penelitian tidak jauh dari masuknya kedelai ke Indonesia oleh pedagang Tiongkok sekitar tahun 1000 M.

Ada pula yang berpendapat bahwa tempe mungkin berasal lebih dari 2000 tahun yang lalu.

Catatan tertulis paling awal mengenai kedelai di Indonesia dilakukan oleh ahli botani Belanda Rumphius (1747), yang melaporkan kedelai digunakan di Jawa untuk makanan dan sebagai pupuk hijau.

Masyarakat Tiongkok telah membuat produk serupa, koji kedelai untuk kecap mereka, yang dihasilkan dengan menginokulasi kedelai yang sudah dikupas kulitnya dengan jamur liar seperti Aspergillus oryzae.

Cara ini mungkin saja dibawa ke Jawa dari Tiongkok oleh para pedagang awal dan dimodifikasi agar sesuai dengan selera orang Jawa.

Dikutip dari Google Art & Culture, dalam Serat Centhini, kisah mengenai tempe tercatat di Dusun Tembayat, Klaten, Jawa Tengah.

Pada masa itu, tempe terbuat dari kedelai hitam yang dikembangkan di wilayah Kerajaan Mataram.

Tempe sendiri berasal dari bahasa Jawa kuno ‘tumpi’, yang berarti makanan berwarna putih.

Tempe Era Baru

Tempe jadi makanan yang menarik perhatian dunia pada awal 1960an setelah dua kelompok ahli mikrobiologi dan ilmuwan makanan asal Amerika memulai penelitiannya.

Penelitian ini mencakup ekstensif dan orisinal tempe, juga mengenai fermentasi industri.

Penelitian yang juga melibatkan ilmuwan asal Indonesia itu menghasilkan serangkaian makalah ilmiah perintis mengenai fermentasi kedelai.

Tempe pun mulai dikenal secara luas dan menjadi makanan yang disarankan sebagai sumber protein nabati yang sehat.

Penulis: Bromo Liem

Editor: Solichan Arif

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: peneliti amerikasejarah tempeserat centhini
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Tip Kebugaran Untuk Pria Aktif Agar Energi Terus Terisi

Tip Kebugaran Untuk Pria Aktif Agar Energi Terus Terisi

Berkat Terobosan Mas Dhito dan Rasakan Kenaikan Harga Gabah, Petani Semangat Tanam Padi

Berkat Terobosan Mas Dhito dan Rasakan Kenaikan Harga Gabah, Petani Semangat Tanam Padi

Pemkot Kediri Komitmen Wujudkan ASN Beretika, Bersih Tanpa Korupsi dan Sehat Tanpa Narkoba

Pemkot Kediri Komitmen Wujudkan ASN Beretika, Bersih Tanpa Korupsi dan Sehat Tanpa Narkoba

  • Insiden Makan Siang Wapres Gibran di Blitar: Paspampres Halau 3 Mahasiswa

    Insiden Makan Siang Wapres Gibran di Blitar: Paspampres Halau 3 Mahasiswa

    1111 shares
    Share 444 Tweet 278
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15350 shares
    Share 6140 Tweet 3838
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16584 shares
    Share 6634 Tweet 4146
  • Pamer Hummer Listrik 4,5 M, “Rahasia” Ketenaran Gus Iqdam Dibongkar Netizen

    10859 shares
    Share 4344 Tweet 2715
  • Itikad Kakak Eks Bupati Blitar Kembalikan Duit Korupsi Rp 1,1 M

    631 shares
    Share 252 Tweet 158

 

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist


Warning: array_sum() expects parameter 1 to be array, null given in /www/wwwroot/Bacaini/wp-content/plugins/jnews-social-share/class.jnews-social-background-process.php on line 112