Bacaini.ID, KEDIRI – Tempe muncul dalam Serat Centhini yang ditulis sekitar tahun 1815, dengan kisah yang berlatar belakang pemerintahan Sultan Agung (1613-1645).
Jadi, tempe dimungkinkan sudah ada sejak awal 1600-an atau bahkan lebih awal. Usia tempe diperkirakan lebih dari 400 tahun, khususnya di tanah Jawa.
Tempe tidak hanya berbahan baku kedelai seperti sekarang. Namun juga aneka biji-bijian, kacang-kacangan dan polong-polongan.
Tempe bisa juga dibuat dari ampas perasan kelapa setelah diambil minyaknya, atau ampas kedelai setelah proses pembuatan tahu.
Menurut peneliti William Shurleff dan Akiko Aoyogi dalam jurnal History of Tempeh, tempe diperkirakan berasal dari beberapa abad lalu.
Hal itu didukung oleh bukti distribusi geografis makanan yang luas, popularitas, dan varietas yang besar.
Tempe dikenal bahkan hingga ke pelosok pedesaan yang paling terpencil sekalipun di Jawa.
Tempe merupakan bagian integral dari masakan yang disajikan dalam berbagai macam hidangan populer.
Tempe dengan bahan baku kedelai, menurut penelitian tidak jauh dari masuknya kedelai ke Indonesia oleh pedagang Tiongkok sekitar tahun 1000 M.
Ada pula yang berpendapat bahwa tempe mungkin berasal lebih dari 2000 tahun yang lalu.
Catatan tertulis paling awal mengenai kedelai di Indonesia dilakukan oleh ahli botani Belanda Rumphius (1747), yang melaporkan kedelai digunakan di Jawa untuk makanan dan sebagai pupuk hijau.
Masyarakat Tiongkok telah membuat produk serupa, koji kedelai untuk kecap mereka, yang dihasilkan dengan menginokulasi kedelai yang sudah dikupas kulitnya dengan jamur liar seperti Aspergillus oryzae.
Cara ini mungkin saja dibawa ke Jawa dari Tiongkok oleh para pedagang awal dan dimodifikasi agar sesuai dengan selera orang Jawa.
Dikutip dari Google Art & Culture, dalam Serat Centhini, kisah mengenai tempe tercatat di Dusun Tembayat, Klaten, Jawa Tengah.
Pada masa itu, tempe terbuat dari kedelai hitam yang dikembangkan di wilayah Kerajaan Mataram.
Tempe sendiri berasal dari bahasa Jawa kuno ‘tumpi’, yang berarti makanan berwarna putih.
Tempe Era Baru
Tempe jadi makanan yang menarik perhatian dunia pada awal 1960an setelah dua kelompok ahli mikrobiologi dan ilmuwan makanan asal Amerika memulai penelitiannya.
Penelitian ini mencakup ekstensif dan orisinal tempe, juga mengenai fermentasi industri.
Penelitian yang juga melibatkan ilmuwan asal Indonesia itu menghasilkan serangkaian makalah ilmiah perintis mengenai fermentasi kedelai.
Tempe pun mulai dikenal secara luas dan menjadi makanan yang disarankan sebagai sumber protein nabati yang sehat.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif