Bacaini.ID, KEDIRI – Kontestasi pemilihan kepala daerah di Kota Kediri mengalami sejarah baru. Selain hanya ada dua pasangan calon, terdapat satu laki-laki yang menjadi calon wakil wali kota.
Sejak lengsernya kepemimpinan HA Maschut – Bambang Edianto sebagai Wali Kota Kediri dan Wakil Wali Kota Kediri di tahun 2009, pemilihan kepala daerah menarik animo besar dari masyarakat, baik dari partai maupun perseorangan.
Pilkada tahun 2008 diikuti delapan pasangan calon. Mereka adalah; Samsul Ashar – Abdullah Abu Bakar (PAN, PPP, PDS), M Mahrus R – Nugroho M (jalur persorangan), Martanti Soenar Dewi – Achmad Salis (Demokrat, PKS dan koalisi 11 partai), Heru Marwanto – Tamam Mustofa (Golkar dan koalisi 4 partai), Saiful Muslimin – Farid Makruf (jalur persorangan), Kasmudji – Khoirul Anam (jalur persorangan), Rinto Harno – HM.Zaini (PDIP dan PKB Pro Gus Dur), serta Iwan Boedianto – H Arifin Asror (PKB kubu Muhaimin Iskandar).
Pilkada itu menghasilkan pasangan Samsul Ashar dan Abdullah Abubakar sebagai Walikota dan Wakil Walikota Kediri periode 2009-2014.
Dominasi laki-laki kembali terjadi di Pilkada Tahun 2013 yang diikuti tujuh pasangan calon. Mereka adalah; Kasiyadi-Budirahardjo (jalur perseorangan), Imam Subawi-Suparlan (jalur perseorangan), Samsul Azhar-Sunardi (Demokrat, PKS, PKNU, PDS, PKB), Abdullah Abu Bakar-Lilik Muchibbah (PAN, Gerindra, serta PPNUI), G.E Harry Muller-Ali Imron (Aliansi Lintas Parpol), Bambang Harianto-Hartono (PDIP), serta Arifudinsyah-Jatmiko (Partai Golkar dan Hanura).
Pilkada ini menghasilkan pasangan Abdullah Abu Bakar – Lilik Muchibah sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri periode (2014-2019).