Bacaini.ID, KEDIRI – Penggunaan nama ibu kandung sebagai salah satu kode keamanan perbankan sudah lazim di Indonesia. Petugas bank akan menanyakan nama ibu ketika hendak melakukan perubahan data atau transaksi perbankan.
Namun tahukah kamu mengapa nama ibu yang dipilih menjadi kode rahasia perbankan? Sementara ada banyak anggota keluarga lain yang justru tidak dipergunakan untuk mengkonfirmasi data.
Sebuah penelitian menyebut jika penggunaan nama ibu sebagai kode atau sandi keamanan tak lepas dari sosok Frank Miller. Ia adalah pencipta sistem autentikasi yang menggunakan nama ibu kandung sebagai metode verifikasi pada tahun 1882 silam. Namanya Miller’s Codebook
Miller juga dikenal sebagai pelopor dalam pengembangan metode kriptografi, terutama dengan penemuan one-time pad yang merubah teknologi enkripsi.
Codebook dirancang untuk autentikasi transfer uang antar bank melalui telegram di Eropa. Miler memilih nama ibu kandung karena sering kali kurang dikenal dibandingkan nama ayah. Hal ini dianggap memberikan lapisan perlindungan tambahan terhadap penipuan.
Penelitian lain menghubungkan hal ini dengan budaya patriarkis, di mana nama ibu sebelum menikah lebih jarang diketahui publik.
Namun seiring perkembangan zaman, penggunaan nama ibu sebagai kode keamanan perbankan mulai kendur. Metode ini dianggap rentan terhadap pencurian identitas karena informasi semacam itu dapat dengan mudah diakses, terutama melalui media sosial.
Dalam konteks privasi di Barat, penggunaan nama yang mudah ditebak atau diakses secara publik dapat menimbulkan risiko pencurian identitas, terutama dalam dunia digital.
Sebagai gantinya, metode verifikasi yang lebih aman saat ini adalah autentikasi dua faktor dan biometrik untuk menggantikan metode tradisional tersebut.
Penulis: Danny Wibisono
Editor: Hari Tri Wasono