• Login
  • Register
Bacaini.id
Thursday, October 16, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Sejarah Nusantara, Gagah Digempur Wabah

ditulis oleh redaksi
29/07/2021
Durasi baca: 3 menit
530 28
0
Sejarah Nusantara, Gagah Digempur Wabah

Pengobatan kolera jaman kolonial. Foto: :Dokumen Troppenmuseum

Jauh sebelum wabah Covid 19, penduduk Nusantara sudah diuji berbagai wabah mematikan.

Bacaini.id, KEDIRI – Pandemi Covid 19 yang melanda seluruh belahan dunia mengingatkan serangan wabah kolera dan malaria. Meski merenggut ribuan orang, peradaban Nusantara tetap bertahan hingga sekarang.

Wabah kolera yang disebabkan kuman Vibrio Cholerae pertama kali masuk ke Jawa Tengah sekitar tahun 1821. Penyakit yang muncul dengan gejala muntah dan diare itu menyebar di beberapa daerah lain di Jawa.

Kolera disebut sebagai wabah pembunuh nomor satu di Hindia Belanda terutama Batavia pada masa itu. Penderita kolera akan mengalami kejang-kejang dan berakhir dengan kematian dalam beberapa jam setelahnya.

Buku Sejarah Pemberantasan Penyakit di Indonesia yang diterbitkan Departemen Kesehatan menyebut wabah kolera menyebar lebih cepat dibanding malaria, tipus dan disentri. Penularannya bisa melalui air minum, makanan dan kontak langsung dengan penderita.

Karena berdampak parah kepada masyarakat kolonial terutama di Batavia, perawatan dilakukan kepada masyarakat kelas sosial rendah yang rata-rata hidup di tempat tidak layak.

“Kondisi menyedihkan membuat perawatan itu menjadi pekerjaan yang tak tertahankan dan dapat dikatakan sangat menyengsarakan,” catat Roorda van Eysinga, pegawai kolonial urusan pribumi dalam Verschillende Reizen en Lotgevallen.

Periode terparah terjadi pada tahun 1910-1911 yang disebut sebagai ‘tahun kolera’. Wabah ini telah merenggut kurang lebih 10 ribu nyawa yang tersebar di seluruh Indonesia. Tahun kolera menjadi tahun dikenalkannya vaksin kolera, yang selanjutnya dilakukan vaksinasi massal pada tahun 1911.

Sempat hilang, kolera kembali menjangkiti masyarakat pada tahun 1920 dan berakhir pada tahun 1927.

baca ini Calonarang Ratu Pagebluk Dari Tanah Jawa

“Tidak menutup kemungkinan dinosaurus hilang karena wabah penyakit. Seperti juga terjadi di jaman kolonial Belanda, ada wabah kolera yang merenggut banyak nyawa,” kata Sigit Widiatmoko sejarawan dari Universitas Nusantara PGRI Kediri.

Selain kolera, wabah malaria juga terjadi pada jaman kolonial sekitar tahun 1714-1767. Penyakit yang diakibatkan gigitan nyamuk Anopheles sp itu telah menyebabkan 72.816 orang Eropa yang ada di Batavia meninggal dunia.

Malaria dapat diatasi melalui pengobatan dengan menggunakan getah dari pohon kina pada tahun 1638. Hingga pada tahun 1857, pemerintah Hinda Belanda mulai membudikayakan kina di pulau Jawa.

Mereka juga mendirikan pabrik di Bandung pada tahun 1896 serta mendirikan Biro Malaria tahun 1942. Pada saat itu pemerintah menugaskan para mantri malaria untuk memetakan penyakit dan melakukan penelitian terhadap nyamuk.

Sampai saat ini malaria masih kerap menjangkiti masyarakat di Indonesia, terutama di wilayah endemis.

Wabah mengerikan lain yang menjangkiti masyarakat Nusantara adalah PES atau Sampar. Wabah ini pertama kali melanda tahun 1911 di Malang Jawa Timur. Sekitar tahun 1916 penyakit ini telah merenggut 34 ribu jiwa atau 80 persen penduduk Kota Malang.

Dari situ wabah mulai menyebar ke Semarang, Jogjakarta, Surakarta, Surabaya, Batavia dan daerah lain di Hindia Belanda. Bahkan di Jogjakarta penduduk yang meninggal akibat terjangkit Sampar mencapai 4.335 jiwa. Diperkirakan korban jiwa di seluruh Pulau Jawa mencapai 185 ribu.

Penyebaran penyakit ini diduga akibat kutu tikus yang ditemukan pada beras impor asal Yangoon, Myanmar.

Penanggulangan penyakit Sampar dilakukan Pemerintah Hindia Belanda dengan cara menerapkan karantina wilayah, membakar tikus, merekonstruksi rumah dengan bahan tembok dan sosialisasi melalui poster.

Upaya lain dilakukan dengan vaksinasi dan DDT spraying hingga tidak ditemukan lagi pada tahun 1961.

Penulis: Novira Kharisma
Editor: HTW

Tonton video:

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: calonarangCovid-19kabupaten kediripageblukpandemi
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Wali Kota Blitar pilih fokus kerja

Wali Kota Blitar Pilih Fokus Kerja, Ogah Ladeni Urusan Baperan

Toko di Pusat Perbelanjaan Kota Kediri Terbakar

Toko di Pusat Perbelanjaan Kota Kediri Terbakar

Temuan ulat di MBG Trenggalek

Temuan Ulat di Menu MBG Trenggalek Bukan Pertama Kali

  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15593 shares
    Share 6237 Tweet 3898
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16622 shares
    Share 6649 Tweet 4156
  • Isu Gratifikasi Membayangi Puncak Hari Jadi Blitar

    2926 shares
    Share 1170 Tweet 732
  • Pamer Hummer Listrik 4,5 M, “Rahasia” Ketenaran Gus Iqdam Dibongkar Netizen

    10881 shares
    Share 4352 Tweet 2720
  • Wawali Blitar Ngambek: Kok Saya Tak Diajak Rembugan Soal Mutasi?

    607 shares
    Share 243 Tweet 152

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist


Warning: array_sum() expects parameter 1 to be array, null given in /www/wwwroot/Bacaini/wp-content/plugins/jnews-social-share/class.jnews-social-background-process.php on line 112