• Login
  • Register
Bacaini.id
Tuesday, December 2, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Sejarah Masuknya Etnis Tionghoa di Tulungagung

ditulis oleh Editor
8 December 2022 15:19
Durasi baca: 3 menit
Sejarah Masuknya Etnis Tionghoa di Tulungagung

Salah satu warga etnis Tionghoa berdoa di Klenteng Tjoe Tik Kiong Tulungagung. Foto: Bacaini/Setiawan

Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Masyarakat etnis Tionghoa di Tulungagung ternyata sudah ada sejak ratusan tahun silam. Alasan kedatangan mereka tentu saja untuk mengubah nasib melalui sektor perdagangan.

Penulis buku Babad Tulungagung, Agus Ali Imron menceritakan etnis Tionghoa pertama kali masuk ke Tulungagung pada tahun 1846. Mereka datang melalui jalur Sungai Brantas yang terhubung dengan Sungai Ngrowo Tulungagung.

“Jadi etnis Tionghoa masuk ke Tulungagung melalui transportasi sungai. Mereka datang dari Kediri mengunakan transporatasi sungai,” kata Agus kepada Bacaini.id, Kamis, 8 Desember 2022.

Menurut Agus, etnis Tionghoa datang ke Tulungagung untuk berdagang dengan membawa tiga komoditi unggulan berupa kopi, garam dan minyak. Bahkan melalui politik dagang ini mereka bisa leluasa berdagang meski saat itu Indonesia masih dalam masa penjajahan kolonial Belanda.

“Melalui komoditi yang dibawa, etnis Tionghoa bisa hidup berdampingan dengan Belanda,” terangnya.

Agus menyebut, pada masa itu, pusat perdagangan etnis Tionghoa berada di dekat Sungai Ngorowo, yang saat ini berada di kawasan Pasar Wage, Tulungagung. Bahkan kawasan itu juga menjadi pusat keberadaan mereka di Tulungagung.

“Dulu kawasan Pasar Wage merupakan tempat keberadaan gudang kopi, garam dan minyak masyarakat etnis Tionghoa. Kawasan tersebut sudah banyak berubah menjadi pertokoan yang sampai sekarang juga masih dihuni mayoritas masyarakat etnis Tionghoa,” paparnya.

Dijelaskannya, setelah 20 tahun berjalan atau sekitar tahun 1864, untuk pertama kalinya masyarakat etnis Tionghoa mendirikan sebuah klenteng bernama Tjoe Tik Kiong. Klenteng tersebut berhadapan langsung dengan Sungai Ngrowo yang masih satu kawasan dengan Pasar Wage, pusat perdagangan etnis Tionghoa di Tulungagung.

“Saat ini usia Klenteng Tjoe Tik Kiong berkisar 176 tahun. Di mana klenteng tersebut menjadi pusat ibadah etnis Tionghoa di Tulungagung,” tuturnya.

Selain perdagangan, masyarakat etnis Tionghoa juga menggunakan kebudayaan untuk dapat membaur bersama masyarakat lokal. Diantaranya kesenian barongsai dan wayang potehi yang sampai saat ini masih dapat dijumpai.

“Bahkan ketika Imlek, masyarakt etnis Tionghoa juga membagikan sembako kepada tetangga sekitar. Budaya itu masih jalan sampai sekarang,” imbuhnya.

Sementara itu, salah satu warga etnis Tionghoa di Tulungagung, Liem Giok Bien menambahkan, masuknya masyarakat etnis Tionghoa di Indonesia khususnya di Tulungagung bertujuan untuk mengubah nasib. Pasalnya, domisili asli mereka sudah padat, sehingga mau tidak mau mereka harus pindah.

“Kalau dalam cerita keluarga, orang etnis Tionghoa pertama kali masuk ke Indonesia itu sudah campuran antara etnis cina dan jawa. Sedangkan saya ini sudah keturunan ke-4, jadi sudah banyak campuran dari etnis aslinya,” ujarnya.

Pria yang juga akrab dipanggil Kuwato itu mengungkapkan, marga Tionghoa akan tetap terjaga dari anak laki-laki keturuanan mereka. Sedangkan marga Tionghoa akan hilang jika anak turun mereka perempuan.

“Marga ini simbol penerus etnis Tionghoa. Sedangkan yang dapat meneruskan marga hanyalah anak turun laki-laki,” pungkasnya.

Penulis: Setiawan
Editor: Novira

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: masyarakat etnis tionghoaTulungagung
Advertisement Banner

Comments 1

  1. Pingback: Orion Luncurkan Roti Khusus Perayaan Natal - Bacaini.id

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Zulhas Angkat Karung Beras di Lokasi Bencana, Warganet: Dalang Sok Jadi Pahlawan

Zulhas Angkat Karung Beras di Lokasi Bencana, Warganet: Dalang Sok Jadi Pahlawan

Universitas Indonesia Tangguhkan Kelulusan Bahlil

Banjir Bandang Renggut 604 Jiwa, Raja Juli dan Bahlil Diminta Bertobat

uban karena stres

Dampak Stres Sebabkan Tumbuh Uban Ternyata Bukan Mitos

  • orasi wali kota blitar

    Orasi Wali Kota Blitar di Tengah Unjuk Rasa Massa Ojol

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 8 OPD Penerima DBHCHT 2025 di Kabupaten Blitar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tangis Bayi yang Dibuang di Blitar Dikira Suara Kucing Liar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist


Warning: array_sum() expects parameter 1 to be array, null given in /www/wwwroot/Bacaini/wp-content/plugins/jnews-social-share/class.jnews-social-background-process.php on line 112