• Login
  • Register
Bacaini.id
Saturday, September 6, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Sejarah Jalan Malioboro Yogyakarta Dalam Berbagai Versi

ditulis oleh Editor
12/07/2025
Durasi baca: 4 menit
503 38
0
Sejarah Jalan Malioboro Yogyakarta Dalam Berbagai Versi

Sejarah Jalan Malioboro Yogyakarta Dalam Berbagai Versi (foto/Pinterest)

Bacaini.ID, KEDIRI – Jalan Malioboro menjadi salah satu destinasi paling ikonik di Yogyakarta.

Bukan hanya terkenal sebagai pusat belanja, Malioboro juga jadi saksi sejarah penting dalam perjuangan Indonesia.

Asal Usul Nama Malioboro

Ada dua pendapat utama mengenai penamaan jalan ini.

Yang pertama adalah nama Malioboro diyakini berasal dari bahasa Sanskerta ‘Malyabhara’, yang artinya karangan bunga.

Nama ini menggambarkan rasa hormat dan keindahan yang kerap digunakan dalam ritual kerajaan.

Pada masa lalu, jalan ini selalu dihiasi oleh karangan bebungaan saat diselenggarakan acara atau ritual kerajaan.

Sedangkan versi lainnya menyebutkan bahwa nama ini diambil dari ‘Marlborough’, nama keluarga bangsawan Inggris yang terkenal pada masa kolonial Belanda.

Nama ini kemudian digunakan oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai nama jalan.

Selain itu terdapat dua versi lain tentang penamaan Jalan Malioboro. Ada yang berpendapat bahwa Malioboro diambil dari nama pesanggrahan yang terdapat di sana.

Selain itu versi lainnya menghubungkan filosofi setempat.

Nama Malioboro berasal dari gabungan kata malio yang berarti ‘jadilah wali’ dan kata boro yang berarti ‘mengembara’.

Malioboro Era Kolonial Belanda

Pada abad ke-18, pemerintah kolonial Belanda mulai membangun Malioboro sebagai jalan utama penghubung antara Keraton Yogyakarta dan Tugu Yogyakarta.

Jalan ini juga berfungsi sebagai jalan strategis yang menghubungkan perkampungan dan pusat pemerintahan pada masa itu.

Menurut catatan sejarah, Malioboro dibangun dengan tujuan untuk mempermudah pengangkutan barang dan orang dari kawasan Keraton Yogyakarta menuju Bandung dan Jakarta, yang jadi pusat pemerintahan kolonial.

Seiring berjalannya waktu, jalan ini terus berkembang menjadi pusat perbelanjaan dan aktivitas sosial masyarakat setempat.

Malioboro dalam Perjuangan Kemerdekaan

Malioboro tidak hanya menjadi bagian dari sejarah ekonomi, tetapi juga menjadi saksi perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Salah satu momen penting adalah Serangan Umum 1 Maret 1949, yang merupakan pertempuran besar antara pasukan Indonesia dan Belanda di Yogyakarta.

Dalam serangan tersebut, kawasan sekitar Malioboro menjadi pusat pertempuran, di mana pasukan Indonesia menggunakan Malioboro sebagai jalur gerilya untuk menyerang pos-pos Belanda di sekitarnya.

Sebagai jalur strategis yang menghubungkan Keraton Yogyakarta dengan Tugu dan Gunung Merapi, Malioboro jadi titik pertemuan para pejuang Indonesia.

Malioboro menjadi simbol perlawanan yang kuat dalam sejarah Indonesia.

Transformasi Pasca-Kemerdekaan

Setelah Indonesia merdeka, Malioboro mengalami perubahan yang signifikan.

Seiring dengan berkembangnya industri pariwisata di Yogyakarta, jalan ini mulai dikenal lebih luas sebagai pusat perbelanjaan dan hiburan masyarakat.

Pada tahun 1970-an, Malioboro mulai dipenuhi oleh pedagang kaki lima yang menawarkan berbagai macam kerajinan tangan, batik, dan souvenir khas Yogyakarta.

Pada 1980-an, pemerintah setempat mulai melakukan penataan kawasan Malioboro untuk lebih mendukung sektor pariwisata, termasuk pembangunan toko-toko modern dan hotel-hotel berbintang.

Transformasi ini juga diikuti dengan semakin berkembangnya kuliner yang khas, seperti sate klathak, bakpia, dan wedang ronde yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Malioboro Ikon Wisata dan Budaya

Sekarang, Malioboro telah bertransformasi menjadi ikon wisata yang menarik banyak wisatawan domestik dan mancanegara.

Data dari Dinas Pariwisata Yogyakarta menunjukkan Malioboro menjadi salah satu destinasi paling banyak dikunjungi di Yogyakarta, dengan lebih dari 5 juta pengunjung setiap tahunnya.

Ini menjadikannya sebagai kawasan yang sangat vital bagi perekonomian lokal.

Tak hanya pusat perbelanjaan, Malioboro juga menjadi pusat kesenian dan budaya.

Pada 2019, pemerintah Kota Yogyakarta meluncurkan Pedestrian Malioboro yang membuat kawasan ini lebih nyaman untuk berjalan-jalan.

Pedestrian ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas publik, seperti kursi taman, penerangan jalan, dan taman kecil, yang semakin menambah kenyamanan pengunjung.

Penulis: Bromo Liem

Editor: Solichan Arif

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: Malioboropusat perlawanansaksi sejarahsejarah jalan Malioboroyogyakarta
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Ribuan Warga Bersihkan Kantor Pemda Kediri Yang Rusak Akibat Kerusuhan

Ribuan Warga Bersihkan Kantor Pemda Kediri Yang Rusak Akibat Kerusuhan

Polisi buru admin WAG Info demo Blitar yang berakhir rusuh

Siapa Admin WAG Info Demo Blitar yang Diburu Polisi?

Sempat Hilang, Fragmen Kepala Ganesha Dikembalikan Mas Dhito ke Museum

Sempat Hilang, Fragmen Kepala Ganesha Dikembalikan Mas Dhito ke Museum

  • Bupati Blitar merayakan puncak hari jadi yang dibayangi isu gratifikasi

    Isu Gratifikasi Membayangi Puncak Hari Jadi Blitar

    2901 shares
    Share 1160 Tweet 725
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15533 shares
    Share 6213 Tweet 3883
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16614 shares
    Share 6646 Tweet 4154
  • Pamer Hummer Listrik 4,5 M, “Rahasia” Ketenaran Gus Iqdam Dibongkar Netizen

    10871 shares
    Share 4348 Tweet 2718
  • Siapa Admin WAG Info Demo Blitar yang Diburu Polisi?

    564 shares
    Share 226 Tweet 141

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist


Warning: array_sum() expects parameter 1 to be array, null given in /www/wwwroot/Bacaini/wp-content/plugins/jnews-social-share/class.jnews-social-background-process.php on line 112