KEDIRI – Di Desa Pohrubuh, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, ada kuliner sate kambing yang sangat terkenal murahnya, dibanding dengan sate pada umumnya. Bagaimana tidak, seporsi sate kambing harganya hanya Rp 10 Ribu saja.
Kuliner sate dengan harga semurah itu, hanya bisa anda temukan di Warung Makan Pojok, Siti Romlah. Dengan harga murah, anda tidak perlu khawatir rasanya, karena kelezatan sate disini terjamin. “Bahannya kami buat dari daging kambing pilihan, jadi tidak semua daging kami buat sate,” jelas Romlah kepada Bacaini.id, pada Selasa, 27 Oktober 2020.
Romlah mengatakan, bumbu yang dipakai pun tidak sembarangan, ia memakai resep rahasia dari keluarga yang dipakai sejak dahulu. “Bumbunya khusus turun temurun dari orang tua dulu,” katanya.
Tak ayal, warung pojok milik Siti Romlah tak pernah sepi pembeli, dalam sehari ia menghabiskan dua ekor kambing, hanya dalam hitungan jam saja. Bahkan tak jarang pembeli yang hendak membeli harus mengantre sebelum warung dibuka.
“Warung kami biasanya dibuka pada pukul 11.00 WIB, dan tutup pada pukul 13.00 WIB, karena sudah habis,” katanya.
Romlah juga mengatakan, menu favorit lain yang tak kalah enaknya yakni krengsengan daging kambing. Menu tersebut banyak juga diburu para penggemar kuliner dari berbagai daerah. “Kalau yang dari luar kota biasanya menanyakan krengsengan disini,” jelas Romlah.
Untuk harga krengsengan, dirinya mematok sama dengan harga sate kambing, yakni Rp 10 Ribu saja per porsi. Harga tersebut termasuk yang termurah mengingat harga daging kambing saat ini di pasaran yang tembus hingga Rp 100 ribu rupiah per kg.
Selain dua makanan tersebut di Warung Romlah juga menyediakan sate ayam, dendeng ragi, dan sayur ayam, kesemuanya dipatok dengan haraga Rp 10 ribu, namun untuk sate ayam dihargainya Rp 8 ribu saja.
“Harga segitu hanya untuk lauknya, nasinya beli sendiri harganya Rp 3 ribu per porsi,” tutur Romlah.
Romlah juga mengaku, pelanggan yang datang ke warungnya dari berbagai kalangan dan tidak hanya datang dari Kediri saja, melainkan dari kota-kota lain di luar kediri, seperti Gresik, Tulungagung, Surabaya, Pasuruan, dan beberapa kota lain di Jawa Timur.
“Mereka ada yang hanya datang sekali dan ada yang sampai sekarang masih sering kesini,” tutupnya. (Karebet)