Bacaini.ID, KEDIRI – Sekitar 2 juta ton sampah plastik dibuang ke laut di seluruh dunia, dan 86%-nya berasal dari Asia.
Selama satu dekade Filipina menjadi negara paling banyak ‘nyampah’ di laut dengan total sampah plastik sekitar 360 ribu ton setiap tahun.
Angka itu bukan sekadar statistik, namun sinyal darurat lingkungan yang terus memburuk. Jika di daratan, deforestasi jadi musuh bersama, sampah plastik yang berakhir di laut juga ancaman.
Baca Juga:
- Temukan Pencemaran Mikroplastik, 7 Pelajar Surati Pj. Wali Kota Kediri
- Fenomena Astronomi di Langit Bulan Desember, Ini Jadwalnya
- Ilmuwan Berhasil Ungkap Misteri Asteroid Pemusnah Dinosaurus di Bumi
Oksigen tidak hanya dihasilkan dari tumbuhan di daratan. Penyumbang terbesar oksigen bagi bumi justru berada di lautan, fitoplankton, mikroorganisme fotosintesis yang mengapung di lapisan atas laut.
Jika tidak ada perubahan drastis, para ahli memperkirakan pada tahun 2040 sampah plastik di lautan setara dengan lapisan plastik tipis yang menutupi seluruh bumi.
Negara-negara Penyumbang Sampah Plastik di Laut
Berdasarkan data terbaru 2024-2025 kompilasi dari GreenMatch, World Population Review, dan pembaruan dari University of Leeds, daftar penyumbang terbesar masih didominasi negara-negara Asia Tenggara dan Asia Selatan.
• Filipina memimpin dengan angka yang mencengangkan: 360.000 ton plastik per tahun. Angka ini bahkan lebih besar dari gabungan sepuluh negara di bawahnya.
Filipina menyumbang lebih dari sepertiga seluruh plastik yang masuk ke lautan dunia setiap tahunnya.
• India di posisi kedua dengan sekitar 126.500 ton. Sungai Gangga saja membawa 120.000 ton plastik setiap tahun, jumlah yang cukup untuk mengisi 8.000 truk kontainer.
• Malaysia menempati peringkat ketiga dengan 73.000 ton.
• China mengalami perubahan besar yang kini ‘hanya’ menyumbang 70.700 ton per tahun. Turun drastis dari era sebelum 2018 berkat kebijakan ketat pengelolaan sampah dalam negeri.
• Indonesia berada di urutan kelima dengan 56.300 ton per tahun. Meskipun angkanya jauh lebih kecil daripada Filipina, jumlah ini tetap signifikan karena sebagian besar berasal dari pulau Jawa yang padat penduduk.
• Myanmar, Brasil, Vietnam, Bangladesh, dan Thailand melengkapi sepuluh besar, masing-masing menyumbang antara 22.000 hingga 40.000 ton per tahun.
Secara keseluruhan, 10 negara ini bertanggung jawab atas hampir 80% dari seluruh plastik yang masuk ke lautan dunia melalui sungai dan pantai. 8 di antaranya berada di Asia.
Alasan Asia ‘Nyampah’ Plastik di Laut
Mengapa negara-negara di Asia begitu dominan ‘nyampah’ di laut? Ternyata bukan karena hobi buang sampah ke laut namun ada beberapa faktor.
• Populasi pesisir yang sangat besar. Hampir 3 miliar orang di Asia, tinggal kurang dari 50 km dari laut.
• Infrastruktur pengelolaan sampah yang masih tertinggal. Di banyak kota, pengumpulan sampah resmi hanya mencapai 30–50% rumah tangga.
• Geografi yang ‘membantu’ sampah masuk laut. Ribuan sungai pendek dan curam, musim hujan ekstrem, serta topan yang rutin menyapu sampah ke laut.
Negara-negara di Asia seperti Filipina, India, Malaysia maupun Indonesia memiliki banyak sungai yang langsung bermuara ke laut.
Ditambah dengan badai tropis yang membuat curah hujan tinggi, banjir yang berakhir dengan tumpukan sampah di laut.
Namun China yang dulu menjadi penyumbang terbanyak sampah plastik di laut bisa membuktikan bahwa pengelolaan sampah yang efisien dan efektif mampu mengatasi masalah lingkungan ini.
Sejak 2018 Beijing memberlakukan National Sword Policy, larangan impor sampah plastik dari negara lain, sekaligus memperketat pengelolaan sampah dalam negeri.
Hasilnya, emisi plastik ke laut dari China turun hampir 80% dalam waktu kurang dari satu dekade. Kebijakan pemerintah dan infrastruktur yang memadai, terbukti mampu mengatasi masalah lingkungan hidup.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif





