Bacaini.ID, BLITAR – Nama mantan Wali Kota Blitar Muh Samanhudi Anwar masuk dalam penjaringan konferensi cabang (Konfercab) pemilihan Ketua DPC PDI Perjuangan (PDIP) Kota Blitar.
Menanggapi itu, Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menegaskan, track record atau rekam jejak jadi pertimbangan utama DPP.
“Track record pasti jadi pertimbangan utama. Track record seseorang jadi pertimbangan yang utama. Track record tidak bisa dihapus,” tegas Djarot Saiful Hidayat kepada wartawan di Pendopo Kabupaten Blitar Jumat (31/10/2025).
Baca Juga:
- Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri di Blitar 2 Hari, Ada Apa?
- Tonggak Politik Megawati Pasca Isu People Power di Blitar
- Megawati di Blitar Ziarah Makam Bung Karno dan Kurban 2 Sapi
Kehadiran Djarot di Pendopo Ronggo Hadi Negoro Kabupaten Blitar diketahui membersemai Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Rombongan Megawati tiba di pendopo pukul 13.16 WIB Jumat siang (31/10/2025). Hadir seluruh jajaran DPD PDIP Jawa Timur. Juga ketua DPC, kepala daerah dan wakil kepala daerah dari PDIP se-Jawa Timur.
Mega dijadwalkan 2 hari di Blitar. Pada Sabtu 1 November 2025, dijadwalkan menghadiri seminar Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Perpustakaan Bung Karno, komplek makam Bung Karno. Megawati tampil sebagai keynote speech
Djarot menambahkan, siapa saja boleh ikut penjaringan konfercab maupun konferda. Siapapun berhak ikut. Namun yang menentukan sebagai ketua DPC atau ketua DPD adalah hasil rapat pleno DPP.
Hasil psikotes, profiling, database, kinerja dan track record menjadi pertimbangan. Bahkan track record jadi pertimbangan utama.
“Kalau terjaring kan boleh saja. Kan terjaring aja. Kan belum tentu terpilih,” tambah Djarot.
Blitar jadi prioritas
Djarot menegaskan Blitar merupakan daerah penting bagi PDIP, baik kota maupun Kabupaten. Kekalahan dalam Pilkada 2024 di Kota Blitar jadi perhatian.
Pasangan Bambang-Bayu besutan PDIP yang berkoalisi dengan Partai Gerindra, Golkar dan PPP kalah dengan pasangan Syauqul Muhibbin-Elim Tyu Samba yang diusung koalisi PKB, PAN dan Partai Demokrat.
Melalui momentum konfercab, DPP PDIP akan melakukan evaluasi secara menyeluruh. Salah satunya dengan menentukan ketua DPC yang terbaik.
“Blitar jadi prioritas. Baik kota maupun Kabupaten,” kata Djarot Saiful Hidayat.
Dalam proses konfercab dan konferda ini, menurut Djarot DPP PDIP tidak hanya memilih Ketua (DPC dan DPD). Tapi juga memilih 2 orang personalia.
Dua orang personalia itu, akan masuk dalam kepengurusan (DPC maupun DPD). Bisa berkedudukan sekretaris dan bendahara. Namun bisa juga di luar sekretaris dan bendahara.
Apakah nama Samanhudi Anwar berpeluang masuk sebagai ketua DPC Kota Blitar atau salah satu dari 2 personalia?
“Saya belum tahu. Saya belum tahu. Karena semua akan disampaikan di rapat pleno DPP,” terang Djarot.
Djarot juga mengatakan, dalam proses reorganisasi ini (konfercab dan konferda) ini PDIP menerapkan sistem demokrasi terpimpin, bukan demokrasi liberal. Setelah dijaring kemudian disaring.
Karenanya calon ketua yang mendapat dukungan suara terbesar dalam proses penjaringan tidak jaminan akan terpilih.
Sebab dalam pemilihan ini DPP memakai pertimbangan lain: kinerja, hasil psikotes, profiling dan track record. Bisa saja dukungan 1 suara dari PAC maupun ranting yang terpilih, meskipun kemungkinan itu kecil.
“Kita menganut sistem demokrasi terpimpin,” tegas Djarot.
Seperti diketahui, dalam proses penjaringan (konfercab) di DPC PDIP Kota Blitar, Muh Samanhudi Anwar mendapat 2 dukungan dari PAC.
Sedangkan Syahrul Alim yang saat ini menjabat Ketua DPC PDIP Kota Blitar mendapat 1 dukungan PAC. Sementara Yudi Meira mendapat 2 dukungan PAC.
Penulis: Solichan Arif
 
	    	 
		    

 
                                



