Bacaini.id, JOMBANG – Puluhan warga memblokade jalan masuk pabrik kertas PT Indonesia Royal Paper di Jombang. Aksi ini dilakukan lantaran makam desa mereka terendam air akibat berdirinya pabrik.
Aksi massa ini dilakukan di depan pabrik PT Indonesia Royal Paper di Desa Daditunggal, Kecamatan Ploso, Jombang, Minggu, 21 Maret 2021. Selain berunjuk rasa, warga juga memblokir pintu masuk pabrik menggunakan pohon.
Kemarahan warga ini dipicu sikap pemilik pabrik yang tak kunjung memenuhi janji untuk membangun saluran irigasi pertanian. Janji itu disampaikan saat mengajukan ijin mendirikan pabrik di areal pertanian. “Sebab pembangunan pabrik menutup saluran irigasi hingga membuat lahan pertanian warga terendam saat hujan,” kata Huda, koordinator aksi kepada Bacaini.id.
Tak hanya membuat lahan pertanian kebanjiran, pembangunan pabrik juga membuat areal pemakaman desa tergenang air saat hujan. Akibatnya warga kesulitan menggali kuburan yang selalu tergenang air.
baca ini Modal Sampah Popok Warga Jombang Hasilkan Jutaan Rupiah
“Air selalu mengenangi liang lahat meski sudah dilakukan penyedotan dengan diesel berkali kali,” kata Huda.
Warga mengancam tak akan membuka akses masuk pabrik sebelum pemilik pabrik membangun irigasi. Pengelola pabrik dinilai tak bertanggungjawab dan menelantarkan kerusakan lingkungan meski telah beroperasi selama satu tahun.
Meski dijaga petugas kepolisian dan TNI, aksi tersebut tak mendapat respon pengelola pabrik. Mereka juga tak menemui warga yang melakukan orasi dan pemblokiran jalan masuk. Aksi warga hanya direspon staf pabrik.
baca ini Manfaatkan Sabut Kelapa Difabel Jombang Buat Pot Bunga
Beruntung mediasi yang dilakukan perangkat desa dengan staf pabrik berbuah kesepakatan. Mereka berjanji akan membangun saluran air mulai hari ini juga. “Mulai hari ini akan langsung dilakukan pembangunan irigasi air, dalam waktu satu bulan ditarget akan selesai,” kata Suliyono, Kepala Desa Daditunggal yang memimpin mediasi.
Setelah mendengar penjelasan kepala desa, massa membubarkan diri.
Penulis: Syailendra
Editor: HTW