Bacaini.ID, KEDIRI – Secara mengejutkan Nasi Gandul asal Pati Jawa Tengah masuk dalam jajaran 100 Hidangan Daging Sapi Terbaik Dunia 2025-2026 versi TasteAtlas.
Sebelumnya tidak banyak orang tahu dengan nasi gandul. Saat ini bisa dibilang sejajar dengan Nasi Padang dan Sate Padang yang juga masuk TasteAtlas dalam hidangan terbaik di kategori yang sama.
Nasi Gandul khas Pati adalah hidangan nasi tradisional dengan kuah santan bumbu rempah yang gurih, disajikan dengan daging sapi atau kerbau.
Baca Juga:
- Wow! Makanan Indonesia 10 Besar Terbaik Dunia Versi TasteAtlas
- 10 Kuliner PKL Indonesia Paling Lezat Versi TasteAtlas 2025
- Ini Kurma Terbaik di Dunia Versi TasteAtlas, Salah Satunya Favorit Kanjeng Nabi
Asal-usul Nasi Gandul di Pati
Nasi Gandul merupakan kuliner legendaris dari Pati, Jawa Tengah. Daerah pesisir yang kaya akan hasil laut.
Selain bandeng presto, Nasi Gandul atau Sego Gandul menjadi hidangan khas asal Pati yang dikenal secara luas sejak tahun 1950-an.
Menurut riwayatnya, Nasi Gandul merupakan hidangan khas Pati yang didapat secara turun temurun. Masyarakat Pati sudah mengenal Nasi Gandul sebagai warisan tradisi kuliner leluhurnya sejak dulu.
Namun, popularitas hidangan ini semakin berkembang dengan adanya warung-warung yang menjual hidangan khas Pati ini.
Salah satu yang paling tua dan legendaris adalah Warung Nasi Gandul Pak Meled yang berdiri sejak tahun 1955.
Warung ini diakui oleh masyarakat setempat sebagai warung Nasi Gandul yang menjaga keaslian rasa.
Awalnya Pak Meled berjualan Nasi Gandul keliling dengan pikulan, dari Desa Gajahmati ia berjalan dari desa ke desa di Pati sebelum akhirnya membuka warung.
Desa Gajahmati menjadi pusat kuliner Nasi Gandul selama puluhan tahun. Di sini, Pak Meled dan beberapa penjual Nasi Gandul lain melestarikan kuliner lokal.
Selain Pak Meled, Warung Nasi Gandul Pak Yadiman juga menjadi salah satu warung Nasi Gandul legendaris lainnya.
Desa Gajahmati menjadi nama yang tak bisa lepas dari berkembangnya Nasi Gandul di Pati untuk menjadi kuliner khas populer.
Jadi jangan heran jika mendapati rumah makan di daerah lain yang menyajikan Nasi Gandul dengan membawa ‘brand’ Gajahmati.
Nama ini seolah menjadi trademark Nasi Gandul ‘asli’, menggunakan resep asalnya.
Banyak Versi Tentang Penamaan ‘Gandul’
Penyajian Nasi Gandul sangat khas: nasi kuah santan diatas piring beralas daun pisang, menggunakan ‘suru’, daun pisang yang dilipat sebagai pengganti sendok.
Penamaan ‘Gandul’ sendiri memiliki banyak versi sejarah. Tidak ada yang pasti karena semua berdasar pada cerita masyarakat lokal secara turun temurun. Tak ada bukti sejarah secara tulis.
Versi pertama tentang penamaan Nasi Gandul adalah dari cara berjualan hidangan ini di awal perkembangannya. Dijual keliling dengan pikulan dan kuali-kuali yang menggantung, masyarakat kemudian menyebutnya sebagai ‘Sego Gandul’, nasi menggantung.
Penjual memikul kualinya yang terlihat menggantung naik-turun saat berjalan.
Versi kedua mengatakan, cara penyajian hidangan ini yang terlihat ‘nggandul’, menggantung dari piring karena beralas daun pisang. Nasi yang mengambang di antara kuah santan juga dianggap seperti ‘nggandul’.
Versi lainnya mengatakan bahwa penamaan ‘gandul’ merujuk pada proses pengolahan daging untuk bahan baku masakan ini.
Daging sapi atau kerbau yang digunakan adalah bagian paha yang digantung sebelum diiris untuk lauknya.
Namun apapun asal usul nama Nasi Gandul, hidangan ini wajib dicoba ketika berkunjung ke Pati. Pusat kuliner Nasi Gandul di Pati adalah Desa Gajahmati.
Jika Nasi Gandul sudah diakui kelezatannya secara internasional, tunggu apa lagi. Ayo segera mencicipi. Selamat berwisata kuliner!
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif





