Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Pembongkaran tugu perguruan silat di wilayah Kabupaten Tulungagung Jawa Timur belum berjalan maksimal.
Pembongkaran tugu merupakan program pemerintah dalam rangka mencegah kasus kekerasan yang melibatkan anggota perguruan silat.
Hingga kini masih ada puluhan tugu yang masih berdiri kokoh. Sementara batas akhir pembongkaran, yakni terutama yang berlokasi di fasilitas umum (fasum), pada akhir bulan Oktober 2023 ini.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Tulungagung Bambang Triono mengatakan, total tugu pencak silat di Tulungagung sebanyak 112 bangunan. Dari jumlah itu, baru 16 tugu perguruan silat yang berhasil dibongkar atau dialihfungsikan.
“Dari 112 tugu pancak silat, 50 tugu berada di fasum dan 62 tugu berada di lahan pribadi,” ujar Bambang Triono kepada wartawan Jumat (20/10/2023).
Upaya membongkar 34 tugu perguruan silat yang berada di fasum terus dilakukan. Forkopimda hingga Forkopimcam terus melakukan pendekatan kepada perguruan pencak silat agar bersedia membongkar.
Bambang Triono optimistis pembongkaran tugu pencak silat di fasum Tulungagung hanya menunggu waktu serta kesadaran perguruan pencak silat.
“Memang sesuai dengan surat edaran, batas akhir pembongkaran tugu pencak silat adalah akhir Oktober 2023. Jika nantinya masih banyak tugu pencak silat yang belum dibongkar, kami akan merapatkan kembali dengan Forkopimda Tulungagung,” terangnya.
Sementara sebanyak 16 tugu perguruan silat yang berhasil dibongkar tersebar merata di semua kecamatan.
Di antaranya Kecamatan Rejotangan (1 tugu), Boyolangu (1 tugu), Kauman (1 tugu), Kedungwaru (3 tugu), Pucanglaban (1 tugu), Karangrejo (1 tugu), Kalidawir (2 tugu), Pakel (2 tugu), Kota Tulungagung (1 tugu), Sendang (2 tugu) dan Pucanglaban (1 tugu).
Pembongkaran tugu perguruan silat diketahui belum bisa dilakukan di wilayah Kecamatan Ngantru dan Campurdarat.
Menurut Bambang Triono, sebagian besar pembongkaran tugu perguruan silat didorong kesadaran sendiri. Sejak berlaku penertiban tugu perguruan silat, tren kekerasan yang melibatkan pendekar perguruan silat, diakui menurun.
Bambang berharap rapat koordinasi antara pemkab dan pemprov Jatim terkait pembongkaran tugu perguruan silat kembali dilakukan. Sebab masih banyak tugu berdiri di fasum.
“Memang faktanya sejak penertiban tugu, tren kekerasan antar pencak silat di Tulungagung menurun. Tapi untuk memastikan hal itu, kami perlu penelitian lebih dalam kembali,” pungkasnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Solichan Arif