Bacaini.id, MALANG – Populasi satwa endemik di Pulau Sempu, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang masih terjaga. Bahkan beberapa diantaranya tergolong satwa langka.
Pendataan dilakukan oleh lembaga konservasi hutan dan perlindungan satwa liar, Profauna bersama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur untuk mengetahui seberapa besar keragaman hayati di Cagar Alam Pulau Sempu.
Pendiri Profauna Indonesia, Rosek Nursahid mengatakan, hingga tahun 2021, sedikitnya tercatat sebanyak 80 jenis burung, 11 jenis mamalia, dan 5 jenis reptil yang masih ditemukan di pulau cagar alam tersebut.
“Dijumpainya keberagaman satwa ini bisa menjadi indikator pentingnya kegiatan cagar alam Pulau Sempu. Melihat data itu, maka upaya pelestarian disana dirasa sangat penting,” kata Rosek kepada Bacaini.id, Minggu, 27 Februari 2022.
Menurutnya, pendataan ini dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari melakukan penjelajahan sampai memasang camera trap. Dari pendataan tersebut juga ditemukan puluhan jenis burung endemik tinggal di cagar alam seluas 877 hektar tersebut.
Diantaranya ada burung elang ular, elang laut perut putih, serak jawa, serindit jawa, takur tenggeret, paok pancawarna, pelanduk semak, delimukan zamrud dan lain-lain.
Uniknya, di sana juga masih hidup burung yang masih satu keluarga dengan burung rangkong, yaitu burung kangkareng perut putih, julang mas, dan rangkok badak.
Kemudian untuk mamalia tercatat ada 11 jenis, yaitu kijang, kancil, babi, jelarang, lutung jawa, monyet ekor panjang, kucing tandang dan trenggiling. Sementara untuk reptil, tercatat ada 5 jenis, yaitu ular pucuk, ular tambang, penyu sisik, cicak terbang, dan tokek.
“Melihat keanekaragaman itu kami ajak masyarakat untuk lebih sadar dan peduli dengan kelestarian mereka,” ujar Rosek.
Lebih lanjut, Rosek mengingatkan bahwa menurut UU No 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, kegiatan yang boleh dilakukan di cagar alam saat ini hanya terbatas untuk penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan dan budidaya yang menunjang.
“Untuk kegiatan wisata kini sudah tidak diperbolehkan,” imbuhnya.
Profauna sendiri menjadi salah satu lembaga yang terlibat dalam upaya penjagaan dan pelestarian Cagar Alam Pulau Sempu. Bersama BKSDA Jatim kini Pulau Sempu menjadi obyek yang dijaga ketat untuk mencegah oknum tidak berkepentingan masuk ke sana untuk berburu.
Penulis: A.Ulul
Editor: Novira