BLITAR – Polisi memastikan Suyani, petani berusia 66 tahun warga Desa Sumbertuk, Desa Sumberjo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar tewas karena gantung diri. Lantas bagaimana dengan kedua anaknya yang ditemukan juga dalam keadaan tewas di ruangan lain di rumah mereka?
Kapolres Blitar AKBP Leonard M Sinambela mengatakan, Polisi hingga kini masih mendalami terkait kematian kedua anak dari Suyani. “Kami masih harus memperdalam lagi dengan olah TKP dan hasil penelitian sejumlah barang bukti yang telah dikirim ke labfor Polda Jawa Timur,” jelasnya, Sabtu, 30 Januari 2021.
Dari hasil otopsi yang dilakukan di RSUD Mardi Waluyo, Blitar, penyebab kematian kedua korban malang itu secara medis sama, yaitu akibat tekanan benda tumpul pada bagian leher yang mengakibatkan tersumbatnya pasokan oksigen dan darah. “Jadi kedua korban mati lemas karena kekurangan oksigen,” ujar Leo.
baca ini : Bapak Gantung Diri, 2 Anaknya Tewas di Blitar
Leo menambahkan, dari pengamatan visual pada jasad Nada, ditemukan luka pada bagian leher serta resapan darah pada kulit leher. “Dari analisa hasil otopsi, luka itu terjadi sebelum korban N tewas,” jelasnya.
Pengamatan visual pada jasad Samuel, tambah Leo, menunjukkan adanya bekas luka lecet akibat tekanan yang polanya tidak beraturan. Selain itu, juga terdapat busa halus kemerahan keluar dari lubang hidung dan mulut jasad Samuel.
“Apakah ini (luka pada leher keduanya) akibat ditekan dengan benda tumpul atau dicekik, itu nanti akan diperdalam lagi ditambah dengan hasil olah TKP (tempat kejadian perkara),” ujar Leo, sembari menambahkan bahwa luka itu terjadi sebelum keduanya tewas.
Muncul pertanyaan, apakah Nada dan Samuel dibunuh, siapa pelakunya jika Nada dan Samuel benar dibunuh? “Analisa dibunuh menjadi bagian dari pertimbangan kami. Tentu polisi bekerja berdasarkan fakta hukum termasuk hasil pemeriksaan medis,” terangnya.
Polisi bahkan belum bisa menyimpulkan apakah Nada dan Samuel tewas lebih dulu sebelum Suyani.
Leo mengatakan, sejumlah barang bukti yang diambil dari tempat kejadian telah dikirim ke laboratorium forensik Polda Jawa Timur di Surabaya.
“Hasil otopsi dan keterangan para saksi akan kita validasi kembali dengan hasil uji labfor atas barang bukti seperti boneka, kaos kaki yang dipakai Suyani, dan lain-lain,” ujarnya. “Itu akan kita periksa. Akan kita cek apakah ada bekas darah di sana, darah siapa dan sebagainya.” katanya.
baca ini : Perampok Sial, Bunuh Korban Ternyata Dapat Perhiasan Palsu
Untuk diketahui, Suyani tinggal bertiga di rumahnya bersama Nada dan Samuel. Istri Suyani sudah lama meninggal dunia yaitu ketika Samuel masih berusia sekitar 1 tahun. Keluarga itu hidup dengan kondisi ekonomi yang tidak mudah. Ladang yang digarap Suyani memberikan hasil yang tidak seberapa. Kebutuhan keluarga itu lebih banyak ditopang oleh Henok (30 tahun), kakak Nada yang bekerja di Timor Leste. Nada sendiri sebenarnya pernah ikut bekerja mencari nafkah namun berhenti sejak beberapa bulan lalu.
Tetangga dan kerabat dekat Suyani mengungkap kondisi kesehatan Suyani sejak beberapa waktu. Petani yang dikenal pendiam itu pernah menolak untuk menjalani rawat inap saat berobat ke klinik atau puskesmas beberapa bulan lalu. Di rumah Suyani, polisi juga menemukan ‘pempers’ orang dewasa. Diduga pempers itu biasa digunakan Suyani.
Seperti diberitakan sebelumnya Suyani dan kedua anaknya ditemukan tewas di rumahnya yang ada di Dusun Sumbertuk, Desa Sumberjo, Kecamatan Kademangan pada Jumat, 29 Januari 2021. Jasad Suyani ditemukan menggantung di salah satu kamar dan kedua anaknya juga ditemukan meninggal di kamar lain.
Penulis : Hasan
Editor : Karebet