Bacaini.ID, TRENGGALEK – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang melakukan survei di kawasan laut selatan Kabupaten Trenggalek.
Survei Seismik Laut 2D yang dilakukan PT Pertamina untuk memetakan potensi minyak dan gas bumi (migas) di wilayah laut selatan Jawa Timur.
Kegiatan survei potensi migas diketahui dilakukan dengan menggunakan sebuah kapal berukuran besar serta 2 kapal lain.
Plt Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Trenggalek, Cusi Kurniawati mengatakan survei Pertamina berlangsung 2 bulan.
Mulai Oktober hingga Desember 2025 dilakukan pemetaan, yakni mulai laut selatan wilayah Pacitan, Lumajang hingga Trenggalek.
“Kegiatan ini dilakukan oleh PHE Jambi Merang dengan tujuan menggali potensi migas di Jawa Timur bagian tenggara, tepatnya di laut lepas pantai,” terang Cusi, Kamis (6/11/2025).
Baca Juga:
- Rekam Jejak Sate Maranggi yang Kini Mendunia
- Kunjungan Ahli Geologi di Tambang Emas Trenggalek Tuai Polemik, Bupati: Hati-hati!
- Trenggalek Melawan, Menolak Tambang Demi Masa Depan
Ia menjelaskan, survei dilakukan menggunakan kapal besar bernama Discover Booth yang menarik dua kapal pendukung untuk melakukan pemetaan.
Kapal-kapal ini bergerak bolak-balik sesuai jalur survei guna mengumpulkan data seismik di area yang telah ditentukan.
“Untuk wilayah Trenggalek, kegiatan ini juga sudah berjalan secara terpadu sejak akhir Oktober,” ungkapnya.
Dalam pelaksanaannya, sejumlah rumpon milik nelayan harus dibersihkan, terutama di jalur lintasan kapal survei, agar tidak mengganggu proses pengambilan data.
Pertamina diketahui telah menyiapkan kompensasi bagi nelayan yang rumponnya rusak atau tidak bisa digunakan.
“Pertamina sudah menyiapkan kompensasi, dan mekanismenya sudah disepakati bersama nelayan,” jelas Cusi.
Informasi yang dihimpun ada sekitar 100-200 rumpon nelayan di perairan Trenggalek yang berpotensi terdampak survei. Terutama di wilayah Kecamatan Watulimo Munjungan dan Panggul.
Cusi menambahkan, survei 2D merupakan tahap awal eksplorasi migas. Data yang dikumpulkan nantinya akan digunakan dasar survei seismik 3D tahap berikutnya.
“Survei ini dilakukan karena sudah ada indikasi potensi migas. Hasilnya akan menjadi dasar untuk survei 3D yang bisa berlangsung tiga hingga empat tahun ke depan,” pungkasnya.
Penulis: Aby Kurniawan
Editor: Solichan Arif





