KEDIRI – Kabupaten Kediri menyimpan segudang destinasi wisata alam, salah satu yang paling menjadi favorit yakni spot wisata yang ada di Gunung Kelud. Terbukti keindahan gunung ini sudah terdengar dari luar daerah hingga ke mancanegara.
Namun tahukah kamu, sebelum menjadi destinasi favorit, gunung dengan ketinggian 1.731 Mdpl ini rupanya hanya sebuah gunung api aktif yang tidak banyak orang tahu. Bahkan di awal tahun 2000 tidak ada akses jalan menuju puncak.
Kondisi itu berubah setelah pada tahun 2002, pemerintah Kabupaten Kediri yang dipimpin Bupati Sutrisno mulai membangun jalan penghubung ke arah puncak. Jalan penghubung ini lah yang akhirnya menjadi awal mula pembangunan infrastruktur wisata.
baca ini : Pesona Gunung Kelud Yang Nyaris Lepas Dari Kediri
Pembangunan pada tahun tersebut menjadi pembangunan masal lokasi wisata yang berjalan dan selesai hingga tahun 2005, dan berlanjut pada tahun 2007 setelah kejadian munculnya anak gunung. Renovasi pada tahap kedua Pemkab Kediri membangun beberapa fasilitas, diantaranya parkiran, jalan menuju ke air panas dan museum. Pembangunan yang memakan anggaran miliaran ini rupanya tidak sia-sia, karena terbukti setelah itu Gunung Kelud berhasil menjadi magnet wisata.
Kunjungan para wisatawan ini terus terjadi, puncaknya sampai sebelum Gunung Kelud dinyatakan siaga 1 karena adanya aktifitas di gunung api tersebut, sampai pada akhirnya meletus pada 13 Februari 2014.
Meletusnya Gunung Kelud memberikan dampak yang luar biasa di sektor pariwisata, bagaimana tidak, karena letusan tersebut wisata Kelud mati total. Hal itu lantaran material yang dimuntahkan merusak hampir semua fasilitas wisata yang telah dibangun pemerintah.
Pemerintah harus bekerja ekstra keras untuk memulihkankan kekacauan yang disebabkan letusan itu. Sampai akhirnya membuat sedikit perubahan di wajah Gunung Kelud, perubahan tersebut ada pada destinasi yang sebelumnya adalah anak gunung, kini menjadi lokasi bekas letusan yang hampir menjadi kawah. Sebelumnya, material yang dikeluarkan saat letusan membuat kelud tidak memiliki kubah. Lokasi bekas letusan menjadi salah satu daya tarik wisata Gunung Kelud.
baca ini : Menikmati Es Degan Bakar Rempah Yang Menyehatkan Tubuh
Lokasi tersebut mulai dibuka kembali pada tahun 2018, setelah pemerintah melakukan beberapa renovasi, dalam kurun waktu beberapa tahun, wisatawan kembali mengunjungi Gunung Kelud.
“Setelah masa itu, akhirnya muncul banyak destinasi wisata yang dikelola oleh swasta, sperti halnya Kampung Anggrek, Kampung Indian, dan lainnya itu,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kediri, Adi Suwignyo kepada bacaini.id, Sabtu, 13 Februari 2021.
Wignyo melanjutkan, ditengah banyaknya kunjungan lokal maupun mancanegara, kini Gunung Kelud harus ditutup kembali lantaran adanya pandemi covid yang belum selesai. Penutupan sendiri dilakukan untuk meminimalisir penyebaran covid yang mengancam warga Kediri. “Sampai saat ini semua destinasi di sekitar Kelud ditutup tanpa terkecuali, sampai waktu yang belum ditentukan,” katanya.
Wignyo melanjutkan, Pemkab Kediri sampai hari ini masih optimis kawasan wisata Gunung Kelud akan kembali ramai, pasalnya Kediri akan memiliki Bandara internasional. Tambahan moda transportasi tersebut menjadi angin segar karena dengan adanya bandara banyak orang yang akan melewati Kediri.
baca ini : Sejarah Tahu, Dibawa Tentara Kubilai Khan, Masuk Melalui Jongbiru
“Nantinya pasti dari pemerintah akan menyiapkan infrastruktur yang menunjang sektor pariwisata, karena kita punya lokasi wisata yang sangat berpotensi sekali,” katanya.
Selain itu nantinya pemerintah akan mempermudah para investor masuk di Kabupaten Kediri. Hal itu dilakukan tak lain agar banyak yang mau berinvestasi. “Dengan begitu nantinya pembangunan dari sisi pariwisata ini bisa lebih baik dan lebih maju,” pungkasnya.
Akankah wisata Kelud kembali bangkit usai pandemi, seperti kebangkitannya usai letusan dahysat tahun 2014 silam?(Karebet)