Bacaini.id, MALANG – Sudah lama masyarakat di sekitar tempat pemakaman umum Nasrasi Sukun atau Koeboeran Londo Kota Malang menyelenggarakan tradisi Hana O Maku. Ini adalah peringatan di mana 50 prajurit Jepang dikuburkan paska perang dunia kedua.
Akhir pekan lalu, ritual Hana O Maku kembali dilakukan oleh Pokdarwis Koeboeran Londo. Kegiatan dimulai dengan tari-tarian sebelum melakukan tabur bunga.
Ketua Forum Pokdarwis Malang, Isa Wahyudi atau Ki Demang menjelaskan tradisi ini sudah dilakukan Konsulat Jenderal Jepang sejak 1982. Ritus ini adalah penghormatan masyarakat Jepang atas saudara mereka yang gugur di Indonesia.
Nama mereka terpahat dalam huruf kanji pada tugu, yang dalam Bahasa Indonesia artinya ‘Beristirahatlah dengan tenang di Kota Malang yang indah dan tentram’. Terdapat 50 nama sebagai identitas abu yang dimakamkan di sana. “Total ada 50 nama terpahat dengan huruf kanji khas Jepang pada badan monumen di sini,” jelas Ki Demang kepada Bacaini.id.
Menurutnya, Koeboeran Londo ini juga menyimpan banyak benda yang diduga cagar budaya. Di antaranta adalah bangunan pintu gerbang, makam tokoh penting seperti Dolira Chavid (Tante Dolly), Joseph Wang CDD Pendiri Hua Ind, serta CG Lavalette pendiri RS Lavalete.
”Bahkan juga ada makam Pieter A Allaris, pengikut Freemasson sampai Mgr Clement Van Den Pas O Carm, misionaris ordo Karmel dari Belanda,” ungkap Ki Demang.
Selain itu, terdapat juga dua bunker misterius pindahan dari makam Patimura dan Kuthobedah. Ki Demang menyebut situs ini perlu dikaji satu-persatu agar dapat di tetapkan sebagai cagar budaya.
Penulis: A. Ulul
Editor: HTW
Tonton video: