Bacaini.ID, BLITAR – Angka pengangguran di Kota Blitar Jawa Timur saat ini masih mencapai 5,11 persen dari jumlah angkatan kerja.
Pada 4 tahun sebelumnya angka pengangguran sebesar 6,61 persen. Telah terjadi penurunan angka pengangguran.
Namun penurunan itu dinilai belum signifikan. Relatif masih banyak warga Kota Blitar yang belum memiliki pekerjaan.
“Penurunannya belum signifikan,” ujar Juyanto, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Tenaga Kerja Kota Blitar Kamis (28/8/2025).
Sesuai data BPS, jumlah angkatan kerja di Kota Blitar sebesar 70 persen dari jumlah populasi penduduk (160 ribu jiwa).
Secara statistik 112 ribu jiwa. Mengacu prosentase 5,11 persen dari angkatan kerja, jumlah pengangguran di Kota Blitar sekitar 5.700-an jiwa.
Sementara prosentase angka pengangguran nasional sebesar 4,76 persen.
Dalam rangka menurunkan angka pengangguran di Kota Blitar Juyanto melihat sejumlah profesi lagi tren di wilayah perkotaan.
Di antaranya barbershop, rias pengantin atau ketrampilan make up artis (MUA), menjahit dan otomotif.
Juga massage baby atau pijit bayi. Ketrampilan klasik yang tidak semua orang menguasai dan mulai sulit ditemui.
Semua profesi tersebut, kata Juyanto jadi peluang alternatif bagi para pencari kerja. Sekaligus berpotensi menekan angka pengangguran.
“Seperti potong rambut yang kelihatannya sederhana, hasil surveinya ternyata penghasilannya luar biasa,” terang Juyanto.
Lantas apa yang dilakukan? Melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Tenaga Kerja, Pemkot Blitar menggencarkan pelatihan kerja berbasis unit kompetensi.
Misalnya pada saat ini ada sebanyak 96 orang peserta pelatihan yang digelar di hotel Permai PKPRI Kota Blitar. Dengan rata-rata usia 18-40 tahun.
Peserta mengikuti pelatihan selama 30 hari untuk mendapatan bekal ketrampilan dengan harapan berdaya secara ekonomi.
Juyanto optimistis upaya pelatihan yang digelar secara marathon ini mampu menekan angka pengangguran di Kota Blitar.
Pemkot Blitar menargetkan angka pengangguran berada di bawah angka pengangguran nasional.
“Selama punya kemauan, kemampuan serta ketekunan, Insyallah akan berdaya secara ekonomi, mendapatkan penghasilan,” pungkasnya.
Penulis: Solichan Arif