Bacaini.ID, KEDIRI – Kasus penembakan bos travel di rest area Tol Tangerang menyisakan kisah kelam perlindungan hukum di Indonesia.
Sebelum akhirnya para pelaku ditangkap pihak berwajib, beredar di media sosial testimoni anak korban mengenai kronologi kejadian pada Kamis dini hari itu (2/1/25).
Rizky Agam, anak dari korban penembakan hingga tewas cerita, pengejaran yang dia lakukan bersama ayahnya terhadap mobil yang dilarikan penyewa, berawal di Pandeglang.
Namun mereka tak berani merebut mobil lantaran melihat salah seorang yang diduga komplotan pembawa kabur mobilnya, membawa senjata api.
Karena merasa terancam, bapak dan anak ini membiarkan mobil dibawa pergi dan memilih melapor ke kantor polisi terdekat, Polsek Cinangka, untuk meminta pendampingan.
Dari keterangan anak korban ini terungkap pihak Polsek Cinangka tidak bersedia mendampingi, apalagi Kapolsek tidak mengizinkan.
Mereka akhirnya memutuskan meminta bantuan Asosiasi Mobil Rental Indonesia (AMRI), dan kembali melakukan pengejaran.
Insiden penembakan di rest area Tol pun terjadi, di mana pemilik rental mobil itu tewas.
Menanggapi keterangan anak korban, Kapolsek Cinangka, AKP Asep Iwan, melakukan klarifikasi di depan awak media pada Jumat kemarin (3/1/25).
Ia beralasan telah meminta dokumen kepemilikan mobil kepada korban, namun yang bersangkutan tidak dapat menunjukkan.
Hal itu yang membuat permintaan pendampingan tidak bisa dipenuhi karena dianggap tak sesuai ketentuan hukum.
Polres Tangerang diketahui berhasil mengamankan Ajat Supriatna, penyewa pertama mobil di sebuah rumah kontrakan di daerah Pandeglang, Banten.
Ajat diduga menjadi bagian dari sindikat penggelapan mobil sewa pada Jumat siang kemarin (3/1/2025).
Yang mengejutkan, salah satu pelaku yang membawa senjata api diduga oknum anggota TNI AL yang kini juga telah diamankan.
Dari lokasi kejadian, polisi telah mengamankan barang bukti berupa lima selongsong peluru 99mm merk Luger, dan mobil Brio warna oranye milik korban.
Warganet menyoroti kinerja Polsek Cinangka yang menolak memberikan pendampingan terhadap korban, padahal situasinya membahayakan.
Berikut beberapa komentar warganet di akun instagram @fakta.indo yang menyoroti peristiwa yang terjadi:
@agus_kede19 : “Coba kedepannya jika minta perlindungan ke pihak TNI, barangkali lebih ada tindakan”
@wibowopagung : “Sebenarnya polisi hebat ya kalo proses melacak dan mengejar buronan gini. Dengan catatan viral dulu”
@habibsyadzily : “Kapolseknya pas mau dimintai pengawalan malah nolak, dengan alasan mau buat laporan dulu, padahal posisinya urgent… “
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif