Bacaini.id, SURABAYA – Kuasa hukum terdakwa pencabulan santriwati Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) alias Mas Bechi, 42 tahun, yakin tuduhan perkosaan kepada kliennya tidak terbukti. Perbuatan cabul tersebut diyakini tanpa paksaan sama sekali.
Pernyataan itu disampaikan I Gede Pasek Suardika, kuasa hukum Mas Bechi usai mengikuti pembacaan dakwaan di Pengadilan Negeri Surabaya, Senin, 18 Juli 2022. “Kalau perkosaan, kok korban melepas pakaiannya sendiri,” kata Pasek kepada media.
Pernyataan itu disampaikan Gede Pasek menanggapi tuduhan perkosaan yang ditujukan kepada kliennya. Merujuk pada rumusan Pasal 285 KUHP, yang dimaksud dengan perkosaan adalah tindakan atau perbuatan laki-laki yang memaksa perempuan agar mau bersetubuh dengannya di luar perkawinan dengan menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan.
Karena itu Gede Pasek yakin jika dakwaan yang diajukan jaksa penuntut umum adalah sumir.
Dia juga menyayangkan pemberitaan media yang cenderung ‘menghabisi’ kliennya dengan opini miring. Salah satunya adalah penyebutan jumlah korban yang mencapai belasan santriwati. Sementara dalam dakwaan hanya disebut satu orang santriwati saja.
Seperti diketahui masyarakat dihebohkan dengan penangkapan Moch Subchi Al Tsani yang merupakan anak pengasuh Pondok Pesantren Shiddiqiyah Ploso, Jombang. Ratusan personil gabungan Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim dan Polres Jombang dikerahkan untuk menyeret MSAT ke meja hijau.
Pria 42 tahun yang telah mencabuli santriwatinya itu cukup lama menghirup udara bebas di balik perlindungan pondok. Bahkan meski telah ditetapkan sebagai tersangka dan dimasukkan daftar pencarian orang (DPO), putra kiai pengasuh pondok itu tetap bergeming.
Sempat terjadi adu dorong dengan simpatisan MSAT meski akhirnya polisi berhasil menjebol pertahanan mereka. Sebanyak 320 orang diamankan dan diangkut ke atas truk polisi untuk dibawa ke Mapolres Jombang. Mereka terbukti menghalangi polisi untuk menangkap MSAT.
Penulis: HTW
Tonton video: