Bacaini.ID, KEDIRI – Mumi Mesir kuno ini dijuluki “The Screaming Woman” atau wanita menjerit lantaran ekspresi mulutnya yang terbuka. Ekspresi di bawah tekanan itu mungkin karena ketakutan atau kesakitan.
Belum ada kepastian ilmiah mengenai sebab situasi itu terjadi. Namun, peneliti sudah menemukan kemungkinan mengapa mulut mumi terbuka dan terlihat seperti sedang menjerit.
Para peneliti meyakini ekspresi mumi tersebut adalah ekspresi asli ketika mumi sedang menjemput ajal. Secara medis, penyebab ekspresi jeritan kemungkinan karena kejang kadaver, kekakuan otot yang berhubungan dengan kematian akibat kekerasan.
Para peneliti berpendapat, ekspresi Mumi Mesir “The Screaming Woman” lantaran reaksi otot merupakan fenomena yang jarang terjadi pada seseorang yang hendak meninggal.
Terjadinya pengerasan otot yang datang tiba-tiba jelang kematian lantaran adanya kekerasan, tekanan fisik, dan emosional yang ekstrem dikenal sebagai fenomena cadaveric spasm.
Hal itu menjelaskan ekspresi menyedihkan pada mumi berusia sekitar 3.500 tahun itu. Para peneliti telah membuat laporan mengenai hal itu pada 2 Agustus 2024 di Frontiers in Medicine.
Meski kejang kadaver dicurigai sebagai penyebab ekspresi mengerikan wajah mumi, para peneliti belum berani memastikan.
Bukti baru terkait perawatan dan biaya dalam mempersiapkan tubuh mumi wanita menunjukkan pembalsem The Screaming Woman, tidak hanya mengabaikan menutup mulutnya.
Keterangan itu diungkapkan ahli radiologi Sahar Saleem dari Universitas Kairo dan antropolog Samia El-Merghani, konservator mumi di Kementerian Pariwisata dan Barang Antik Mesir di Kairo.
Penggalian tahun 1935 dan 1936 menemukan mumi wanita di ruang pemakaman kerabat Senmut, seorang arsitek pada masa pemerintahan Ratu Hatschepsut dari tahun 1479 SM sampai tahun 1458 SM.
Dalam studi baru, CT scan menunjukkan bahwa organ dalam mumi wanita tersebut belum diangkat, berbeda dengan metode pembalseman pada umumnya di Mesir.
Analisis mikroskopis dan kimia yang dilakukan oleh Saleem dan El-Merghani menemukan bahwa resin juniper impor dan kemenyan yang dioleskan pada kulit telah menjaga tubuh mumi tetap awet.
Penelitian yang dilansir oleh sciencenews.org, menemukan bahwa perawatan lebih lanjut dilakukan untuk mewarnai rambut alami mumi perempuan ini dengan resin juniper dan henna.
Mumi ini juga mengenakan wig yang dikepang terbuat dari ijuk kurma yang dibuat kaku sekaligus diwarnai hitam dengan perawatan mineral. Warna hitam melambangkan masa muda bagi orang Mesir kuno, kata Saleem.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif